Selasa, 31 Juli 2018

Waspada Terhadap Anti Kristus

1 Yohanes 2:18-27

Pendahuluan
Kita harus waspada dengan berbagmereka meruai munculnya ajaran-ajaran yang mengkalim bahwa mereka merupakan ajaran yang paling benar karena mendapat wahyu dari Tuhan secara langsung atau mendengar suara gaib dan lain sebagainya. Dalam Nats Yohanes mengingatkan bahwa akan muncul para anti Kristus( 1 yohanes 2:18). Siapakah Anti Kristus itu, dan bagaimana cara menghadapi mereka?

1. Identitas Anti kristus
Untuk mengenali Anti Kristus kita harus mengenali ciri ciri mereka. Berdasarkan 1 Yohanes 2:19-27, ciri cirinya adalah sebagai berikut :
         a. Berdasarkan waktu : Anti Kristus padsa waktu yang terakhir/zaman akhir untuk memimpin                 suatu kelompok besar memberontak terhadap Kristus dan ajaranNya (1Yoh 2:18)
          b. Berdasarkan asalnya : Anti Kristus berasal dari antara kita atau seseorang yang pernah                          mengenal ajaran Kristus, dan memungkinkan diputarbalikkan untuk menyerang kita orang                  percaya (1 Yoh 2:19)
          c. Berdasarkan ajarannya : Anti Kristus tidak mengakui kebenaran bahwa Yesus adalah                            Kristus, serta menyangkal Bapa maupun Anak. Hubungan yang digambarkan sebagai                          Trinitas.
Saat ini dalam gereja muncul anti-anti Kristus, orang yang mengaku percaya tetapi sebenarnya lebih memilih hidup dalam dosa dan memutarbalikkan Injil bersama beritanya tentang salib, sehingga menempatkan diri sebagai penentang Kristus dan kebenaranNya.

2. Pengajaran Anti Kristus 
Seorang Anti Kristus merupakan orang yang memberontak terhadap Kristus ddan ajaranNya, oleh karena itu dalam pengajarannya mengandung fakta fakta yang bertolak belakang atau menentang kebenaran Firman Tuhan, antara lain :
a. Para Anti Kristus mengajarkan bahwa Yesus bukan Kristus (1Yoh 2:22)
b. Para Anti Kristus dalam pengajarannya menyangkal kebenaran tentang Bapa dan Anak (1 Yoh            2:22)
c. Para Anti Kristus memberikan pengajaran pengajaran yang menyesatkan iman ke-Kristen-an
   (1Yoh 2:26)

3. Menghadapi Serangan Anti Kristus (1 Yoh 2 :24)
Ada dua hal pokok harus dilakukan oleh orang percaya dalam menghadapi Anti Kristus. Pertama, setiap orang percaya jangan mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya (1 Yoh 2:15). Orang percaya merupakan orang orang pilihan yang dikuduskan (Yun. Hagiasmos) berarti menjadi kudus atau dipisahkan dari dunia, dan dijauhkan dari dosa supaya mempunyai persekutuan yang erat dengan Allah. Kalau orang percaya mengasihi dunia maka ia akan kehilangan kasih Allah.
Kedua, orang percaya harus senantiasa memegang kebenaran akan firman Allah dan tinggal didalamnya. Roh Kudus akan menolong mereka untuk memahami akan kebenaran, sehingga tidak memerlukan pengajaran pengajaran yang bukan bersumber dari firman Allah. Dalam mereka tidak akan mdah disesatkan oleh pengajaran pengajaran diluar kebenaran Firman Allah.
Dalam Yohanes dengan menyatakan kalimat "diajar orang lain" . Sebab para rasul sudah lebih dari cukup memberikan berita kebenaran yang mereka butuhkan.

Penutup
Zaman sudah semakin tua menandakan kedatangan Tuhan sudah semakin dekat. Hal yang harus diwaspadai pada masa masa seperti ini adalah para Anti Kristus, sebab mereka berusaha mematahkan iman dan membelokkan kebenaran firman. Kenalilah mereka dengan tanda tanda yang ada yakni mengenai ajarannya, yang bertentanagan dengan kebenaran yang menyangkal bahwa Yesus itu Kristus dan menyangkal kebenaran Bapa dan Anak. Pakailah kebenaran Alkitab untuk menyangkal berbagai serangan mereka. Tuhan memberkati.

Jumat, 27 Juli 2018

Gereja Yang Mempersatukan

Kisah Para Rasul 2 : 1 - 13

Pendahuluan
"Bukankah mereka semua orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita, tentang perbuatan perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2 : 1 - 13).
Kalimat ini merupakan cuplikan dari peristiwa Pentakosta yang berisi kekaguman banyak orang dari banyak bahasa, namun mengerti bahasa rasul, dalam bahasa mereka sendiri. Ya, peristiwa Pentakosta dalam konteks ini, memang menjadi momentum penting bagi gereja Tuhan di muka bumi.

1. Tujuan Pendirian Gereja
Peresmian pendirian gereja Tuhan oleh Roh Kudus adalah sungguh luar biasa. Hal ini menjadi catatan penting bagi gereja, bahwa kehadiran gereja haruslah dapat dimengerti/memberikan dampak. Fakta ini sangat kontras dengan realita Babel (Kej 11:4-9), dimana usaha manusia membangun "gereja" (dengan membangun menara), hanya menghasilkan perpecahan (bahasa yang kacau balau). Gereja Babel, hanyalah gereja bermenara tapi memecah belah. Sementara, Pentakosta adalah gereja tanpa menara namun mempersatukan.

2. Hakekat Gereja
Gereja yang sejati bukan sekedar menaranya, apalagi sekedar arogansi denominasinya, yang selalu menuai perpecahan. Gereja gereja sejati, adalah manusianya, yang takut akan Tuhan dan merupakan agen pembaharuan dan persatuan tubuh Kristus. Ribuan dalih tersedia, jutaan argumentasi dilemparkan dalam perdebatan kepentingan denominasi, tetapi kasih tak kunjung muncul ke permukaan untuk membangun pengertian anggota tubuh Kristus, mencari persamaan dan mencairkan perbedaan yang tidak esensial. Gereja yang benar harus berani tunduk pada pesan Alkitab secara utuh, bukan Alkitab menurut "Pemahamanku"
           "Pertikaian aneh" ini membuat umat semakin tidak mengerti hakekat gereja. Disini bilang begini yang benar, sementara disana bilang bukan (inilah akibat "Pemerkosaan" Alkitab). Andaikata semua umat memahami Alkitab seperti apa yang dikatakan Alktab, alangkah dekatnya persatuan itu (maklum, Alkitab toh memang cuma satu, penafsirannya yang banyak). Bahasa gereja harus dimengerti orang banyak. Dan bahasa itu bukan sekedar bahasa bumi atau planet, melainkan bahasa kasih. Bahasa kasih sangat dimengerti oleh manusia di permukaan bumi iini.

Penutup
Kisah Pentakosta, kiranya mengingatkan kita untuk rendah hati dalam memahami perbedaan tanpa terjebak pada pertikaian. Membangun kebersamaan untuk saling membangun bukan saling menggembosi seperti kebiasaan para politikus yang haus kekuasaan. Namun, ini bukan berarti kita mengabaikan ketajaman pisau bedah(Firman Tuhan yang bagaikan pedang bermata dua), untuk membedah kesalahan dan kesesatan, dimana saat ini semakin dekatnya waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Gereja yang mempersatukan tubuh Kristus, harus terjadi.
Para pemimpin gereja yang hanya menabur dan menuai pertikaian, harus berani mengoreksi diri, bukannya mencari pembenaran diri. Sementara umat dituntut untuk mawas diri dan tidak hanyut dalam pertikaian yang tidak bertepi.
Tuhan selalu memberkati kepada siapa saja yang masih bersandar kepadaNya. 

Selasa, 17 Juli 2018

Mahkota Sang Juara

1 Korintus 9 : 24 - 27

Pendahuluan
Didalam erlombaan lari maraton. Sekalipun para pesesertanya tidak menjadi seorang juara, namun jika dia berhasil mencapai garis akhir, maka ia berhak mendapatkan sebuah baju. Baju ini menandakan keberhasilan sebagai pelari dan mendatangkan kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagimereka. Ketika melihat baju tersebut, mungkin setiap orang yang pernah menjadi eserta dalam perlombaan tersebut, pasti akan mengingat bahwa segala kerja kerasnya ternyata tidaklah sia sia.

Mempersiapkan Diri Dalam Sebuah Perlombaan
Hal serupa juga dirasakan oleh para atlit lomba lari jarak jauh pada zaman Paulus. Pada saat itu, sang juara akan disemati sebuah mahkota yang membuatnya disanjung oleh seluruh masyarakat. Demi mendapatkan mahkota tersebut, seorang atlet akan mati matian berjuang menanggung segala kesussahan baik selama ia mempersiapkan diri maupun saat menjalani perlombaan sesungguhnya. Paulus memakai hal itu untuk menggambarkan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup sebagai seorang Kristen.

Hadiah Mahkota Bagi Pemenang Lomba
Paulus mengingatkan bahwa mahkota yang kita kejar jauh lebih mulia dari pada mahkota yang tersedia bagi para atlet lomba lari itu. Untuk memperolehnya, banyak kesusahan dan tantangan yang menghadang dan berusaha meruntuhkan iman kita. Tantangan iman kita bermacam macam, bisa berupa peristiwa buruk, penganiayaan dari orang yang membenci iman kita, argumentasi yang menyerang kekristenan dan sebagainya.

Setia Sampai Yesus Datang
Berhadapan dengan semua itu, sepatutnya kita tetap setia menjaga iman sampai Tuhan memanggil kita pulang.

Penutup
Kesetiaan kita bertahan dalam perjuangan iman, akan terbayar oleh kemuliaan mahkota yang kita terima.