Kamis, 27 Desember 2018

Yesus Kristus HIkmat Bagi Kita

         Sebagai orang yang beriman dan meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah Jalan satu satunya untuk kita dapat menuju Bapa, oleh karena itu sering didalam doa kita, kita diajarkan tidak hanya supaya tidak rakus, tamak dan arogan, akan tetapi lebih dari pada itu, kita diajarkan untuk hidup yang sederhana "Prasojo". Namun dalam prakteknya kehidupan kita apakah kita seperti itu? Tentunya tidak demikan, seperti doa Bapa kami, disana diajarkan supaya kita tidak menjadi orang yang serakah, bukan pendendam, menjadi orang yang suka mengampuni kesalahan orang lain, meminta diajuhkan dari cobaan dan marabahaya, akan tetapi siapa yang menantang bahaya malah kita sendiri yang bermain dengan bahaya itu sendiri dengan berperilaku yang lebih mementingkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan kelompok sendiri. Sudahkan kita berfikir untuk kebaikan bersama baik dalam pergaulan bermasyarakat maupun dalam berperilaku hidup. Sebagai salah satu ciptaan Tuhan sudahkah kita menjadi sahabat lingkungan? Atau malah kita adalah salah satu bagian dari perusak lingkungan itu sendiri? Sudahkah kita membangun relasi dengan baik, kepada tetangga, masyarakat sekitar, bahkan kepedulian terhadap lingkungan. Kalau dari hal hal ini kita tidak peduli bagaimana kita bisa menempatkan diri ditengah tengah mereka, yang ada justru kita menjadi batu sandungan bagi mereka.
       Oleh karena itu mari kita bangun relasi ini dengan baik, baik dengan sesama manusia maupun sesama ciptaan Tuhan, sehingga kita dapat menjadi bagian dari rencana Tuhan dalam hidup kita. Yang sering menjadi penghalang bagi kita dalam melayani Tuhan adalah berangkat dari kemauan dan keinginan diri sendiri, berawal dari memikirkan untung dan rugi, sehingga sering ketika berbuat sesuatu yang terjadi kita sering meremehkan hal hal yang sepele, contohnya dalam membuang sampah yang tidak pada tempatnya dengan kata lain membuang sampah dengan sembarangan. Apabila membuangnya di jalan ya mengotori jalan, di parit juga mengotori parit di sungai ya mengotori sungai dan bahkan berdampak pada kebersihan pada lingkungan dan akibatnya akan terjadi polusi, baik polusi tanah, pulusi air maupun polusi udara, akibat yang ditimbulkan juga bau yang tidak sedap, pencemaran sungai, mungkin yang kita lakukan berawal dari kata tidak apa apa (dalam bahasa jawa dari kata kata walah, namun yang terjadi kemudian berkumpulnya berbagai macam walah dan beribu ribu walah inilah yang akan di rasakan dan ditanggung oleh lingkungan baik yang dekat maupun lingkungan yang jauh. Begitu pula dengan penebangan hutan yang liar akibatnya juga akan dirasakan oleh lingkungan juga, tanah longsor, dan banjir.
Oleh karena itu apabila kita sudah mengatakan berhikmat dan berasal dari Tuhan, maka
kita buktikan hikmat yang dari Tuhan itu yang seperti apa, yang bagaimana,
kepedulian, perawatan, hubungan manusia dengan alam, sehingga alampun juga
peduli dengan manusia, maka damai sejahtera yang berassal dari Tuhan bisa dirassakan oleh umat ciptaan yang lain melalui kita.
Ditahun yang akan datang ini marilah kita mulai melayani Tuhan berawal dari ciptaanNya, sehingga tanda yang melekat poda kita yaitu salib betul betul nyata dan dapat dirasakan setiap ciptaan yang dekat dengan kita. Tuhan memberkati kita.