Sabtu, 11 Juli 2020

Kepasrahan

                    Diceritakan di suatu desa hiduplah 2 orang sahabat yang sejak kecil hidup selalu bersama dalam segala hal. Dengan berjalannya waktu semakin hari, semakin bulan  dan bahkan semakin tahun mereka bertumbuh semakin dewasa. Dari kedua sahabat tersebut ada perbedaan yang sungguh sangat mencolok, yang satu punya sifat segala keinginannya harus tercapai dan yang lainnya melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, melakukan apa yang harus dilakukan, bahkan terkadang sebagian orang menganggap bahwa orang ini tergolong orang yang malas karena tidak ada inovasi atau gebrakan yang membuat orang lain merasa terkagum kagum. Pertanyaannya apakah dia tidak melakukan sesuatu untuk menghasilkan apa yang diharapkan, apakah dia tidak berusaha untuk menyelesaikannya? Bagaimana dengan yang seorang lainnya yang  selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, walaupun dengan berbagai macam cara bahkan cara cara yang tidak baik sekalipun. Saat ini sifat sifat yang demikianlah yang sedang berkembang didalam dunia ini tanpa terkecuali ditengah tengah masyarakat kita, banyak orang ingin mendapatkan sesuatu dengan berbagai macam cara, yang terpenting keinginannya tercapai bahkan tidak perduli walau harus mengorbankan dan merugikan orang lain. Jabatan, baik dalam lingkup pekerjaan maupun dalam masyarakat, kekayaan, harta benda atau materi dipakai sebagai alat untuk mendapatkan kebahagiaan, maka tidak jarang saat saat sekarang ini banyak orang karena jabatan, harta benda atau uang rela untuk mengorbankan yang lain bahkan sampai menghilangkan nyawa yang lain tak terkecuali sampai dari keluarganya sendiri. Apakah dunia ini sudah sedemikian sesaknya sehingga demi mempertahankan posisi dan kelangsungan hidupnya harus melakukan hal yang demikian?  Sebagai orang beriman kita sering meminta sesuatu kepada Tuhan entah melalui doa entah melalui bersedekah yang sebenarnya hanyalah bertujuan untuk menyuap Tuhan, memaksa Tuhan untuk meluluskan permintaan dan permohonan kita, tidak jarang pula kita juga mengekang Tuhan dengan mengarahkan Tuhan harus begini Tuhan harus begitu, malah kalau kita mau jujur mengakui bahwa kita itu lebih berkuasa dari pada Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya yang didalamnya sana ada manusia. Dia punya kehendak bebas didalam mengatur alam semesta beserta isinya, sehingga kita tidak punya hak untuk mengatur Sang penguasa Alam semesta itu.
                  Dalam kehidupan didunia ini apapun yang terjadi dalam hidup kita tidak akan pernah lepas dari kuasa dan ijinNya, oleh karena itu ada baiknya bagi kita semua mendengar suaraNya bukan suara kita, memahami rencanaNya bukan rencana kita, pemikiranNya bukan pikiran kita, kuasaNya bukan kuasa kita, kehendakNya bukan kehendak kita dan masih banyak lagi, sehingga kita akan selalu dapat menyadari posisi kita yang sebenarnya, tidak menjadi tuhannya Tuhan, maka hidup kita selalu diatur dan dalam perlindunganNya. Kepasrahan adalah dasar bagi kita dalam memahami kehidupan  beriman kepadaNya. Berilah tempat serta ruang bagiNya untuk melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita, Dia yang Adoh tanpa wangenan lan cedak tanpa senggolan itu bisa melakukan kehendakNya dengan bebas dalam rangka mengasihi juga menata hidup umatNya dengan baik dan benar sesuai dengan rencanaNya, sedangkan kita sebagai umatNya sudah diberi tanggung jawab untuk selalu berusaha, berdoa dan menyerahkan hasil baik dan buruknya kepadaNya, inilah suatu bentuk kepasrahan yang harus kita lakukan sebagai umat kepunyaanNya karena ini merupakan bentuk proses kehidupan yang harus berlangsung. Sebagai umat sangatlah mutlak kita memperhatikan perintah-perintahNya maka damai sejahtera akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaan akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Janganlah tegar tengkuk, serahkanlah dirimu kepada Tuhan serta beribadahlah kepadaNya, lakukanlah tanggung jawabmu dengan baik sesuai dengan perintah dan larangannya sehingga hidupmu layak dihadapanNya.