Kamis, 27 Desember 2018

Yesus Kristus HIkmat Bagi Kita

         Sebagai orang yang beriman dan meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah Jalan satu satunya untuk kita dapat menuju Bapa, oleh karena itu sering didalam doa kita, kita diajarkan tidak hanya supaya tidak rakus, tamak dan arogan, akan tetapi lebih dari pada itu, kita diajarkan untuk hidup yang sederhana "Prasojo". Namun dalam prakteknya kehidupan kita apakah kita seperti itu? Tentunya tidak demikan, seperti doa Bapa kami, disana diajarkan supaya kita tidak menjadi orang yang serakah, bukan pendendam, menjadi orang yang suka mengampuni kesalahan orang lain, meminta diajuhkan dari cobaan dan marabahaya, akan tetapi siapa yang menantang bahaya malah kita sendiri yang bermain dengan bahaya itu sendiri dengan berperilaku yang lebih mementingkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan kelompok sendiri. Sudahkan kita berfikir untuk kebaikan bersama baik dalam pergaulan bermasyarakat maupun dalam berperilaku hidup. Sebagai salah satu ciptaan Tuhan sudahkah kita menjadi sahabat lingkungan? Atau malah kita adalah salah satu bagian dari perusak lingkungan itu sendiri? Sudahkah kita membangun relasi dengan baik, kepada tetangga, masyarakat sekitar, bahkan kepedulian terhadap lingkungan. Kalau dari hal hal ini kita tidak peduli bagaimana kita bisa menempatkan diri ditengah tengah mereka, yang ada justru kita menjadi batu sandungan bagi mereka.
       Oleh karena itu mari kita bangun relasi ini dengan baik, baik dengan sesama manusia maupun sesama ciptaan Tuhan, sehingga kita dapat menjadi bagian dari rencana Tuhan dalam hidup kita. Yang sering menjadi penghalang bagi kita dalam melayani Tuhan adalah berangkat dari kemauan dan keinginan diri sendiri, berawal dari memikirkan untung dan rugi, sehingga sering ketika berbuat sesuatu yang terjadi kita sering meremehkan hal hal yang sepele, contohnya dalam membuang sampah yang tidak pada tempatnya dengan kata lain membuang sampah dengan sembarangan. Apabila membuangnya di jalan ya mengotori jalan, di parit juga mengotori parit di sungai ya mengotori sungai dan bahkan berdampak pada kebersihan pada lingkungan dan akibatnya akan terjadi polusi, baik polusi tanah, pulusi air maupun polusi udara, akibat yang ditimbulkan juga bau yang tidak sedap, pencemaran sungai, mungkin yang kita lakukan berawal dari kata tidak apa apa (dalam bahasa jawa dari kata kata walah, namun yang terjadi kemudian berkumpulnya berbagai macam walah dan beribu ribu walah inilah yang akan di rasakan dan ditanggung oleh lingkungan baik yang dekat maupun lingkungan yang jauh. Begitu pula dengan penebangan hutan yang liar akibatnya juga akan dirasakan oleh lingkungan juga, tanah longsor, dan banjir.
Oleh karena itu apabila kita sudah mengatakan berhikmat dan berasal dari Tuhan, maka
kita buktikan hikmat yang dari Tuhan itu yang seperti apa, yang bagaimana,
kepedulian, perawatan, hubungan manusia dengan alam, sehingga alampun juga
peduli dengan manusia, maka damai sejahtera yang berassal dari Tuhan bisa dirassakan oleh umat ciptaan yang lain melalui kita.
Ditahun yang akan datang ini marilah kita mulai melayani Tuhan berawal dari ciptaanNya, sehingga tanda yang melekat poda kita yaitu salib betul betul nyata dan dapat dirasakan setiap ciptaan yang dekat dengan kita. Tuhan memberkati kita.

Jumat, 16 November 2018

Kegiatan Seputar Natal

1. Perjamuan Kudus Adven
    Induk tanggal 02 Desember 2018 pukul 08.00
    Pepanthan tanggal 02 Desember 2018 ukul 17.00
2. Babtis anak dan Dewasa dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2018 pukul 08.00
    Natal KPAR dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2018 pukul 15.00
    Ibadah Palungan tanggal 24 Desember pukul 18.00
    Ibadah Natal tanggal 25 Desember pukul 08.30
    Perayaan Natal di Induk tanggal 25 Desember pukul 18.00 - 20.00
    Natal Pepanthan tanggal 28 Desember pukul 18.00
    Ibadah tutup dan Buka tahun dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2018 pukul 23.30 -
    00.30 tanggal 01 Januari 2018

Selasa, 23 Oktober 2018

KetidakPedulian

2 Timotius  3 : 1 - 9

Kisah tentang Yue Yue, gadis cilik berumur 2 tahun, tergeletak di jalan karena ditabrak sebuah mobil Van di Foshan, Guang Dong, Cina. Pada saat peristiwa tersebut terjadi, banyak orang mulai dari yang berjalan kaki, yang bersepeda, sampai yang bermobil melewatinya. Akan tetapi mereka berlalu begitu saja, membiarkannya terkapar bersimbah darah, sampai sebuah truk melindasnya kembali. Kejadian ini salah satu gambaran yang menyedihkan bahwa betapa semakin tipisnya kepadulian sosial didunia ini. bukan hanya di Cina, di berbagai belahan bumi lain pun kita kerap diperhadapkan pada sikap acuh tak acuh yang memilukan seperti itu, termasuk di negara kita.

1. Mencintai Diri Sendiri
Firman Tuhan sudah mengingatkan kita akan datangnya masa-masa seperti ini, masa ketika manusia lebih mencintai dirinya sendiri dan ketika kasih manusia terhadap sesamanya semakin dingin. Banyak orang semakin menggebu-gebu mengejar kesuksesan dan ambisi pribadinya sehingga akhirnya menjadi hamba uang. Hanya keuntungan materiil yang diperhitungkan, termasuk dalam berhubungan dengan sesama. Tidak sedikit pula yang rajin beribadah, namun mengingkari kekuatan ibadah itu sendiri karena mereka tidak menjadi pelaku firman.

2. Tidak Menjadi Sama Dengan Dunia.
Kondisi itu semakin hari akan semakin intensif belaka. Namun orang percaya semestinya tidak terhanyut oleh kecenderungan tersebut. Tuhan menghendaki umatNya hidup dengan sikap yang berbeda dari dunia. Kita adalah tubuhnya didunia ini, yang berperan untuk menyatakan kasih kepedulianNya kepada orang orang di sekitar kita, khususnya mereka yang terlantar dan tersisih.

Dunia akan dapat merasakan kasih Allah yang tidak kelihatan, yaitu melalui karya dan pelayanan Gereja-gerejanya yang kelihatan.

Rabu, 10 Oktober 2018

Rukun Itu Indah

Lukas 10 : 25 -37

Akhir akhir ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Rentetan persoalan ditengah tengah gereja, keluarga dan masyarakat. Terlebih semakin suburnya kakarasan menjadi bagian pergumulan kita bersama. Kekerasan di rumah tangga, nilai nilai keagamaan (Iman) yang semakin terkikis habis, seakan akan hanya slogan dan simbul saja. Radikalisme yang melahirkan teror dan ancaman ditengah tengah masyarakat dan bangsa. Demikian juga dengan sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin tumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Demikianlah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan. Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada didalam lingkup keluarga, gereja (antar denominasa dalam denominasi), masyarakat (antar Ras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah.

Bagaimanakah menciptakan kehidupan yang rukun?
Kisah perjumpaan didalam Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus justru memunculkan tokoh orang Samaria. Kalau Iam dan orang Lewi tidak mau menlong karena pertimbangan takut dirampok maka pastilah orang Samaria pun seharusnya punya alasan yang sama karena orang Samaria pun mempunyai hukum yang sama seperti orang Yahudi. Yaitu menyentuh mayat berarti menajiskan diri. Namun Tuhan Yesus justru memberikan perumpamaan ini dengan unik dan Alkitab mencatat bahwa orang Samaria ini digerakkan oleh belas kasihan dan tidak berhenti dibelas kasihan, orang Samaria ini merawat dan menaikkannya keatas keledai tunggangannya bahkan membawanya ketempat penginapan, ia juga menjamin bahwa ia akan kembali dan mengganti semua biaya yang dikeluarkan pemilik penginapan tersebut. Apakah kita mempunyai hati seperti orang Samaria ini? Just show your compassion and do it !

Perumpamaan Tuhan Yesus ini kemudian diakhhiri dengan pertanyaanNya kepada ahli Taurat, Siapakah diantara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu? Kalau kita dihadapkan pada situasi demikian pastilah kita juga akan dibingungkan, kita berharap mendapat jawaban dari bertanya malah ditanya balik tentang siapakah sesama manusia itu? Kalau kita perhatikan maka pertanyaan yang Tuhan Yesus lontarkan pada si ahli Taurat sangat signifikan karena pertanyaan tersebut sekaligus mengoreksi pradigma si ahli Taurat tentang "Siapakah sesama manusia" , bahwa Sesama manusia merupakan subyek, namun menjadi sesama manusia menjadi tindakan nyata.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa sesama manusia bujkan sekedar teori atau definisi tetapi sesama manusia lebih menunjuk pada praktek nyata yang kita lakukan pada orang lain. Sesama manusia bukanlah berbicara hal teoritis tapi hal praktis dalam tindakan riil yang nyata. Sesama manusia bukan identitas, namun arti sesama manusia merupakan pernyataan kasih. Sesama manusia berbicara tentang kasih bukan manipulasi, berbuat baik demi untuk mendapat keuntungan. Hati yang digerakkan oleh belas kasihan itulah yang membuat kita menjadi sesama bagi otang lain, Tuhan memberkati.

Sabtu, 15 September 2018

Hamba Siapakah Kita Saat ini?

Roma 6 : 15 - 18 

Sebuah pertanyaan yang simpel namun pertanyaan ini sangat penting untuk digumulkan bagi kita semua, orang orang Kristen. Hamba siapakah kita ini sekarang? Apakah kita ini benar benar hamba Tuhan Yesus atau jangan jangan kita ini hanya merasa saja bahwa kita ini adalah hamba Tuhan Yesus. Standar apa yang bisa kita gunakan agar kita benar benar bisa mengetahui bahwa kita saat ini benar benar hamba Tuhan Yesus, atau hanya sekedar merasa saja?

1. Status Orang Percaya
Roma 8 : 15 - 18 jelas merupakan jawaban tentang status kita saat ini bahwa kita adalah hamba Tuhan atau bukan. Paulus berkata apakah itu kita berarti boleh berbuat dosa karena tidak berada dibawah hukum Taurat? Paulus dengan tegas melarangnya dan berkata "sekali kali tidak!" Disinilah letak atau kunci utama dan jawaban dari pertanyaan diatas. Paulus mengatakan bahwa, jika kita sudah menyerahkan diri kepada seseorang sebagai hamba (budak) untuk mentaatinya, maka sudah pasti kita harus mentaati orang itu. Seorang budtidak akan bisa melawan perintah tuannya.

2. Hamba Tuhan Atau Hamba Iblis.
Jika kita saat ini pengikut Tuhan, maka sangat tidak mungkin jika kita saat ini masih terus menerus hidup didalam dosa dan terus menerus melakukan dosa dos yang sama seperti misalnya, masturbasi, Vidio porno, rokok, patung, mencuri, mabuk mabukan, berkelahi, mencaci maki, iri hati dan lain lain. Berbeda jika saat inituan kita adalah dosa (Iblis), maka jangan heran kita pasti akan terus menerus hidup didalam dosa dan terus menerus melakukan dosa dosa tersebut. Mengapa? Karena tuan kita adalah Iblis, maka kita sebagai budak tidak akan pernah bisa melawan kehendak tuan kita. Itulah sebabnya kita selalu jatuh kedalam dosa yang sama terus menerus dan terus menerus asyik melakukannya. Iblis senang jika bisa membuat kita tertipu, agar kita merasa seolah olah sudah diselamatkan dengan mengira sudah menjadi hamba Tuhan, padahal kita sama sekali belum menjadi hamba Tuhan Yesus dan masih terjebak didalam kuasa iblis didalam perhambaannya.

Jika kita sekarang mengaku bahwa kita adalah hamba Tuhan Yesus, maka sudah pasti kita tidak mungkin akan terus menerus hidup di dalam dosa dosa kita. Namun, jika kita masih terus menerus hidup di dalam dosa dosa kita, maka sudah pasti status kita sama sekali belum berubah. Kita masih hamba dosa, belum menjadi hamba Tuhan Yesus.
Kondisi kita saat ini harusnya sudah dimerdekakan dari dosa dan sudah menjadi hamba kebenaran. Artinya kita sudah tidak mungkin lagi hidup didalam dosa dosa kita. Namun, jika kita saat ini masih saja terus menerus ditaklukkan oleh kuasa dosa dan terus menerus hidup didalamnya dan di perhamba oleh dosa, maka kita hanya merasa menjadi hamba Tuhan Yesus.

Jumat, 31 Agustus 2018

Kasih Yang Sempurna

Roma 5 : 1 - 11

Pendahuluan
Februari khususnya setiap tanggal 14 dikenal dengan hari kasih sayang. Banyak orang menantikan hari itu, untuk menunjukkan rasa kasih dan sayang mereka kepada sahabat, pacar, Istri/suami, atau eyang kita. Bagaimana dengan orang Kristen melihat akan perayaan hari valentin ini, apakah kta harus seperti mereka atau bertindak berbeda? Melalui Nats kali ini sebenarnya kita diajak untuk merubah cara pandang kita bahwa hari kasih sayang dalam kehidupan orang percaya adalah setiap hari bukan hanya tanggal 14 Pebruari saja. Disamping itu melalui nats ini, kita akan belajar mengenai kasih dari teladan kita Yesus Kristus.

1. Kasih Yang Sempurna Kasih Tanpa Pandang Bulu
Perintah/hukum Tuhan tentang Kasig yaitu :
Matius 22:29 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah Kasihilah Sesamamu Manusia seperti dirimu sendiri. 
Tuhan memerintahkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia sebagaimana kita mengasihi diri sendiri. Apa yang saudara perlakukan pada diri saudara?
Jadi Allah menginginkan kita mengasihi orang lain tanpa memandang bulu, melihat status, latar belakang dan lain lain. Bahkan dalam Matius 5:44 kita juga harus mengasihi musuh kita.
Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

2. Kasih Yang Sempurna Merupakan Kasih Yang Tidak Terbatas.
Kasih yang sempurna tanpa mengenal ruang dan waktu apalagi situasi. Kasih yang sempurna tidak pernah berhenti. Maksudnya adalah kasih yang sempurna tidaklah berkesudahan, janganlah kita berhenti mengasihi orang lain karena suatu alassan karena kasih tidak mengenal alasan macam-macam untuk membenci mereka.
1 Korintus 13:8 Kasih tidak berkesudahan

3. aAsih Yang Sempurna Merupakan Kasih Yang Tidak Bersyarat.
Kasih yang sempurna merupakan kasih yang diajarkan Yesus, kasih yang tidak bersyarat (Roma 5:6-8). Kita mengenal ada 4 macam kasih yaitu :
 i. Kasih Agape : kasih ilahi/tak bersyarat(1 Kor 13). Kasih agape tidak mengecewakan orang lain.          Ingat perintah Yesus dalam Yohanes 13:34-35
ii. Kasih Phileo : Kasih persahabatan/persaudaraan. Kasih yang meliputi apa saja yang kita lihat              dalam diri orang lain membuat kita senang.
iii. Kasih Eros : Kasih fisik, kasih karena daya tarik seksual. Kasih eros menggunakan orang lain             untuk memuaskan keinginan dan nafsu egoisnya.
iv. Kasih Astorgos/stroge : kasih yang berhubungan dengan kasih sayang dalam hubungan keluarga.

Penutup
Mari kita teladani kasih Kristus dalam kehidupan kita yakni kasih yang tak pandang bulu, tanpa melihat status sosialnya atau bahkan orang yang membenci kita, kasih yang tak terbatas, selalu baru setiap hari, kasih agape yakni kasih tak bersyarat maka kita akan merasakan damai.

Senin, 13 Agustus 2018

Jangan Ada Perpecahan

Yohanes 17 : 6 - 19

Pendahuluan
Bagi Paulus, jemaat Korintus merupakan jemaat yang membanggakan bagi dia. Kata "tetapi" pada ayat 10, menunjukkan sesuatu yang kontras/berlawanan (kenyataan yang terjadi dalam jemaat Korintus, sangatlah tidak selaras dengan apa yang didapati oleh Paulus sebelumnya), karena dalam jemaat itu mncul perpeahan.  Oleh karena itulah Rasul Paulus menasehati kepada mereka supaya bersatu. Mengapa kita harus bersatu?

1. Kesatuan Umat Percaya Merupakan Wujud Nyata Tubuh Kristus.
Dalam jemaat Korintus terpecah menjadi empat golongan yakni : kelompok Apolos menunjuk  kepada kelompok yang lebih menyenangi gaya yang retorika yang lebih halus dari orang alexandria yang berbakat itu. Kelompok Kefas tampaknya meragukan mandatv Paulus, mereka lebih memilih hubungan dengan Yerusalem melalui Petrus. Orang orang yang termasuk golongan Kristus menganggap rendah semua hubungan dengan golongan golongan lain itu sehingga mereka menjadi golongan tersendiri. Kata kata selanjutnya dengan jelas menunjukkan ketidak senangan Paulus terhadap kelompok ini. Paulus menegaskan kepada mereka supaya bersatu sebab tubuh Kristus tidaklah dapat dibagi. Yanag artinya ketika kita telah menyerahkan diri kepada Kristus maka kita adalah kepunyaanNya. Karena sama seperti tubuh  itu satu dan anggota anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibabtis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

2. Perpecahan Dalam Jemaat Menunjukkan Bahwa Mereka Masih Hidup Dalam Kedagingan.
Paulus menyampaikan bahwa berdasarkan informasi dari keluarga Kloe perpecahan yang terjadi di Korintus akibat perselisihan diantara mereka. Padahal Kristus memanggil setiap orang percaya untuk bersatu membangun tubuh Kristus. Dngan demikian jalas bahwa perpecahan akibat perselisihan tersebut mewnunjukkan bahwa jemaat Korintus masih hidup menuruti kedagingan mereka.

3. Langkah Menghindari Timbulnya Perselisihan Dalam Jemaat.
Perpecahan Jemaat Korintus dikarenakan perselisihan yang timbul diantara mereka. Bagaimana kuncinya supaya dalam jemaat tidak timbul perselisihan yang mengakibatkan perpecahan.
Kuncinya adalah :
a. Jemaat harus menyadari akan panggilan Allah terhadap orang percaya adalah didamaikan dengan        Allah melalui persekutuan dengan anakNya Yesus Kristus.
b. Jemaat harus menyadari bahwa pelayanan adalah suatu kemitraan dibawah pimpinan Allah                  didalam menyebarkan kebenaran. Rasul atau pelayan adalah utusan Allah untuk membangun              tubuhNya.
c. Jemaat hendaknya hidup rendah hati dan mengikuti teladan Paulus. Hendaknya setiap jemaat              hidup  saling menghargai dan tidak menganggap dirinya lebih penting dari yang lain. Dan mereka       harus belajar dari teladan Paulus.

Penutup
Kristus menghendak supaya kita menjadi satu, untuk membangun TubuhNya, sebab kesatuan orang percaya merupakan wujud nyatadari tubuh Kristus. Ketika kita tidak bersatu dan berselisih berarti kita hidup dalam kedagingan. Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 31 Juli 2018

Waspada Terhadap Anti Kristus

1 Yohanes 2:18-27

Pendahuluan
Kita harus waspada dengan berbagmereka meruai munculnya ajaran-ajaran yang mengkalim bahwa mereka merupakan ajaran yang paling benar karena mendapat wahyu dari Tuhan secara langsung atau mendengar suara gaib dan lain sebagainya. Dalam Nats Yohanes mengingatkan bahwa akan muncul para anti Kristus( 1 yohanes 2:18). Siapakah Anti Kristus itu, dan bagaimana cara menghadapi mereka?

1. Identitas Anti kristus
Untuk mengenali Anti Kristus kita harus mengenali ciri ciri mereka. Berdasarkan 1 Yohanes 2:19-27, ciri cirinya adalah sebagai berikut :
         a. Berdasarkan waktu : Anti Kristus padsa waktu yang terakhir/zaman akhir untuk memimpin                 suatu kelompok besar memberontak terhadap Kristus dan ajaranNya (1Yoh 2:18)
          b. Berdasarkan asalnya : Anti Kristus berasal dari antara kita atau seseorang yang pernah                          mengenal ajaran Kristus, dan memungkinkan diputarbalikkan untuk menyerang kita orang                  percaya (1 Yoh 2:19)
          c. Berdasarkan ajarannya : Anti Kristus tidak mengakui kebenaran bahwa Yesus adalah                            Kristus, serta menyangkal Bapa maupun Anak. Hubungan yang digambarkan sebagai                          Trinitas.
Saat ini dalam gereja muncul anti-anti Kristus, orang yang mengaku percaya tetapi sebenarnya lebih memilih hidup dalam dosa dan memutarbalikkan Injil bersama beritanya tentang salib, sehingga menempatkan diri sebagai penentang Kristus dan kebenaranNya.

2. Pengajaran Anti Kristus 
Seorang Anti Kristus merupakan orang yang memberontak terhadap Kristus ddan ajaranNya, oleh karena itu dalam pengajarannya mengandung fakta fakta yang bertolak belakang atau menentang kebenaran Firman Tuhan, antara lain :
a. Para Anti Kristus mengajarkan bahwa Yesus bukan Kristus (1Yoh 2:22)
b. Para Anti Kristus dalam pengajarannya menyangkal kebenaran tentang Bapa dan Anak (1 Yoh            2:22)
c. Para Anti Kristus memberikan pengajaran pengajaran yang menyesatkan iman ke-Kristen-an
   (1Yoh 2:26)

3. Menghadapi Serangan Anti Kristus (1 Yoh 2 :24)
Ada dua hal pokok harus dilakukan oleh orang percaya dalam menghadapi Anti Kristus. Pertama, setiap orang percaya jangan mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya (1 Yoh 2:15). Orang percaya merupakan orang orang pilihan yang dikuduskan (Yun. Hagiasmos) berarti menjadi kudus atau dipisahkan dari dunia, dan dijauhkan dari dosa supaya mempunyai persekutuan yang erat dengan Allah. Kalau orang percaya mengasihi dunia maka ia akan kehilangan kasih Allah.
Kedua, orang percaya harus senantiasa memegang kebenaran akan firman Allah dan tinggal didalamnya. Roh Kudus akan menolong mereka untuk memahami akan kebenaran, sehingga tidak memerlukan pengajaran pengajaran yang bukan bersumber dari firman Allah. Dalam mereka tidak akan mdah disesatkan oleh pengajaran pengajaran diluar kebenaran Firman Allah.
Dalam Yohanes dengan menyatakan kalimat "diajar orang lain" . Sebab para rasul sudah lebih dari cukup memberikan berita kebenaran yang mereka butuhkan.

Penutup
Zaman sudah semakin tua menandakan kedatangan Tuhan sudah semakin dekat. Hal yang harus diwaspadai pada masa masa seperti ini adalah para Anti Kristus, sebab mereka berusaha mematahkan iman dan membelokkan kebenaran firman. Kenalilah mereka dengan tanda tanda yang ada yakni mengenai ajarannya, yang bertentanagan dengan kebenaran yang menyangkal bahwa Yesus itu Kristus dan menyangkal kebenaran Bapa dan Anak. Pakailah kebenaran Alkitab untuk menyangkal berbagai serangan mereka. Tuhan memberkati.

Jumat, 27 Juli 2018

Gereja Yang Mempersatukan

Kisah Para Rasul 2 : 1 - 13

Pendahuluan
"Bukankah mereka semua orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita, tentang perbuatan perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2 : 1 - 13).
Kalimat ini merupakan cuplikan dari peristiwa Pentakosta yang berisi kekaguman banyak orang dari banyak bahasa, namun mengerti bahasa rasul, dalam bahasa mereka sendiri. Ya, peristiwa Pentakosta dalam konteks ini, memang menjadi momentum penting bagi gereja Tuhan di muka bumi.

1. Tujuan Pendirian Gereja
Peresmian pendirian gereja Tuhan oleh Roh Kudus adalah sungguh luar biasa. Hal ini menjadi catatan penting bagi gereja, bahwa kehadiran gereja haruslah dapat dimengerti/memberikan dampak. Fakta ini sangat kontras dengan realita Babel (Kej 11:4-9), dimana usaha manusia membangun "gereja" (dengan membangun menara), hanya menghasilkan perpecahan (bahasa yang kacau balau). Gereja Babel, hanyalah gereja bermenara tapi memecah belah. Sementara, Pentakosta adalah gereja tanpa menara namun mempersatukan.

2. Hakekat Gereja
Gereja yang sejati bukan sekedar menaranya, apalagi sekedar arogansi denominasinya, yang selalu menuai perpecahan. Gereja gereja sejati, adalah manusianya, yang takut akan Tuhan dan merupakan agen pembaharuan dan persatuan tubuh Kristus. Ribuan dalih tersedia, jutaan argumentasi dilemparkan dalam perdebatan kepentingan denominasi, tetapi kasih tak kunjung muncul ke permukaan untuk membangun pengertian anggota tubuh Kristus, mencari persamaan dan mencairkan perbedaan yang tidak esensial. Gereja yang benar harus berani tunduk pada pesan Alkitab secara utuh, bukan Alkitab menurut "Pemahamanku"
           "Pertikaian aneh" ini membuat umat semakin tidak mengerti hakekat gereja. Disini bilang begini yang benar, sementara disana bilang bukan (inilah akibat "Pemerkosaan" Alkitab). Andaikata semua umat memahami Alkitab seperti apa yang dikatakan Alktab, alangkah dekatnya persatuan itu (maklum, Alkitab toh memang cuma satu, penafsirannya yang banyak). Bahasa gereja harus dimengerti orang banyak. Dan bahasa itu bukan sekedar bahasa bumi atau planet, melainkan bahasa kasih. Bahasa kasih sangat dimengerti oleh manusia di permukaan bumi iini.

Penutup
Kisah Pentakosta, kiranya mengingatkan kita untuk rendah hati dalam memahami perbedaan tanpa terjebak pada pertikaian. Membangun kebersamaan untuk saling membangun bukan saling menggembosi seperti kebiasaan para politikus yang haus kekuasaan. Namun, ini bukan berarti kita mengabaikan ketajaman pisau bedah(Firman Tuhan yang bagaikan pedang bermata dua), untuk membedah kesalahan dan kesesatan, dimana saat ini semakin dekatnya waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Gereja yang mempersatukan tubuh Kristus, harus terjadi.
Para pemimpin gereja yang hanya menabur dan menuai pertikaian, harus berani mengoreksi diri, bukannya mencari pembenaran diri. Sementara umat dituntut untuk mawas diri dan tidak hanyut dalam pertikaian yang tidak bertepi.
Tuhan selalu memberkati kepada siapa saja yang masih bersandar kepadaNya. 

Selasa, 17 Juli 2018

Mahkota Sang Juara

1 Korintus 9 : 24 - 27

Pendahuluan
Didalam erlombaan lari maraton. Sekalipun para pesesertanya tidak menjadi seorang juara, namun jika dia berhasil mencapai garis akhir, maka ia berhak mendapatkan sebuah baju. Baju ini menandakan keberhasilan sebagai pelari dan mendatangkan kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagimereka. Ketika melihat baju tersebut, mungkin setiap orang yang pernah menjadi eserta dalam perlombaan tersebut, pasti akan mengingat bahwa segala kerja kerasnya ternyata tidaklah sia sia.

Mempersiapkan Diri Dalam Sebuah Perlombaan
Hal serupa juga dirasakan oleh para atlit lomba lari jarak jauh pada zaman Paulus. Pada saat itu, sang juara akan disemati sebuah mahkota yang membuatnya disanjung oleh seluruh masyarakat. Demi mendapatkan mahkota tersebut, seorang atlet akan mati matian berjuang menanggung segala kesussahan baik selama ia mempersiapkan diri maupun saat menjalani perlombaan sesungguhnya. Paulus memakai hal itu untuk menggambarkan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup sebagai seorang Kristen.

Hadiah Mahkota Bagi Pemenang Lomba
Paulus mengingatkan bahwa mahkota yang kita kejar jauh lebih mulia dari pada mahkota yang tersedia bagi para atlet lomba lari itu. Untuk memperolehnya, banyak kesusahan dan tantangan yang menghadang dan berusaha meruntuhkan iman kita. Tantangan iman kita bermacam macam, bisa berupa peristiwa buruk, penganiayaan dari orang yang membenci iman kita, argumentasi yang menyerang kekristenan dan sebagainya.

Setia Sampai Yesus Datang
Berhadapan dengan semua itu, sepatutnya kita tetap setia menjaga iman sampai Tuhan memanggil kita pulang.

Penutup
Kesetiaan kita bertahan dalam perjuangan iman, akan terbayar oleh kemuliaan mahkota yang kita terima.

Sabtu, 30 Juni 2018

Diselamatkan Hanya oleh Anugerah, Iman dan Sabda Kristus

Markus 5: 21-43 | Diselamatkan Hanya oleh Anugerah, Iman dan Sabda Kristus



Bacaan Firman Tuhan: Markus 5: 21-43
Setiap perkataan dan perbuatan Yesus memiliki makna yang dalam. Maka kita tidak dapat begitu saja memahaminya tanpa perenungan yang mendalam. Jika kita telah membaca kisah penyembuhan seorang yang telah menderita sakit pendarahan selama 12 tahun dan juga ketika Yesus membangkitkan anak Yairus yang berumur 12 tahun dari kematian. Maka dengan mudah kita akan mengatakan “wah… mujizat Tuhan Yesus luar biasa”, mungkin kita juga akan beranggapan bahwa mujizat seperti itu akan terjadi juga jika kita memintanya.

Saya tidak sedang menjelaskan bahwa mujizat penyembuhan itu tidak ada, sebab tiada yang mustahil bagi Allah bagi setiap orang yang percaya. Namun betapa kecilnya Tuhan itu jika kita memahami kisah ini hanya berfokus pada penyembuhan dan kebangkitan yang diperlihatkan Yesus, sebab maukah kita samakan Yesus atau sedikit diatas tingkatan para tabib dan ilmu-ilmu sihir? Mari kita mempelajari makna terdalam yang ingin disampaikan kisah penyembuhan ini pada kita.

Dua kisah penyembuhan itu terangkai dalam satu cerita, ketika Yesus berjalan menerima permohonan Yairus untuk menyembuhkan anaknya, Yesus menyembuhkan ditengah jalan seorang yang telah 12 tahun menderita sakit pendarahan. 

Dalam kedua cerita penyembuhan tersebut, dikisahkan pada kita yang pertama perempuan yang telah 12 tahun menderita pendarahan yang telah berulang-ulang ditangani oleh berbagai tabib, bahkan semua yang dimilikinya habis untuk pengobatan, namun keadaannya justru semakin memburuk. Kemudian anak perempuan Yairus yang berumur 12 tahun yang sedang sakit, dan ketika Yesus masih dalam perjalanan keluarga Yarius memberitahu bahwa anaknya telah mati.
“Jika kita potong sejenak cerita ini, apa yang kira-kira yang dapat kita pahami?”, “Ya benar…jalan buntu”. Apa masih ada harapan bagi perempuan yang sakit pendarahan yang dianggap najis untuk bersosialisasi dengan orang lain yang sudah tidak punya apa-apa lagi bahkan semua tabib angkat tangan. Apa masih ada harapan bagi anak Yairus yang telah dikabarkan sudah mati?
Ya, ternyata harapan masih ada. Tiada yang mustahil bagi Allah. Manusia dapat saja mengatakan dari keterbatasannya sebagai manusia mengatakan mustahil. Namun tidak demikian bagi Allah yang memiliki kuasa untuk membuat segala sesuatunya mungkin. Penyakit perempuan tadi akhirnya sembuh dan anak  Yairus dibangkitkan kembali dari kematian. 

Maka hal pertama yang mau diajarkan bagi kita bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah. Sebab Allah memiliki kuasa yang ‘tak terbatas. Maka bagi orang percaya tidak ada yang namanya jalan buntu, tidak ada putus harapan. Akan selalu ada jalan, akan selalu ada harapan, walau seberat apapun yang sedang kita hadapi.


Mari kita pelajari bagaimana keselamatan itu terjadi! 

Hanya karena anugerah (Sola gracia) (Efesus 2:8-9)
Ya benar, anugerah. Kesembuhan itu terjadi semata-mata hanya karena belas kasih Tuhan. Ia mau memberikan diriNya untuk kesembuhan kedua orang tadi. Jika seandainya Tuhan tidak berkenan untuk menyembuhkan, tentulah tidak akan terjadi kesembuhan. Tetapi ia mau memberikan diri untuk keselamatan mereka. Dalam konteks eskatologis, lebih jauh kita dapat temukan bahwa kita telah diselamatkan dari sakit menahun yang tidak akan mungkin dari kekuatan dan kemampuan kita akan sembuh, yaitu dosa. Dosa itu adalah penyakit yang menggerogoti kehidupan manusia, yang membuat kita najis, tetapi Tuhan angkat kuasa dosa, supaya kita bangkit dengan penuh sukacita. Demikian juga kebangkitan anak Yairus dari kematian membuktikan kepada kita bahwa Yesus menang atas kuasa maut. Kuasa dosa adalah maut (Roma 6:23) telah ditahlukkanNya supaya kita hidup penuh sukacita dari anugerah Tuhan yang mau menyelamatkan kita dari kuasa kematian dan menganugerahkan kepada setiap yang percaya kehidupan yang kekal.
  • Kita layaknya seperti perempuan yang menderita pendarahan tersebut, yang tidak tersembuhkan jika hanya dari kekuatan manusia, hanya melalui Yesus Kristus-lah kita dapat pulih dari dosa yang menggerogoti kehidupan kita
  •  Sesungguhnya kita telah mati oleh karena sengat dosa, seperti anak Yairus. Tetapi memberikan diriNya supaya kita dibangkitkan dan dihidupkan dari kematian akibat dari dosa, supaya kita menerima hidup yang kekal.
  • Kita pulih, sembuh dan hidup hanya karena anugerah Tuhan.

Hanya karena iman (Sola fide) (Roma 1:17)
Yesus dengan tegas mengatakan: “imanmu telah menyelamatkan engkau”, dan Yesus juga mengatakan: “Jangan takut, percaya saja!” kepada Yairus. Bagaimaan tidak, ditengah kehidupan yang sepertinya tidak ada lagi harapan, ia mampu mengatakan: “Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh” sungguh iman yang sangat kuat dan teguh. Demikian juga Yairus sebagai kepala rumah ibadat, ternyata ia mampu untuk menembus statusnya sebagai orang terpandang dalam agama Yahudi untuk datang meminta pertolongan kepada Yesus. Iman adalah kekuatan dan keselamatan kita menjalani kehidupan. Seperti yang Paulus tuliskan: “Orang benar akan hidup oleh iman”. Kekuatan yang mendorong dan menggerakkan hidup kita bukanlah logika ataupun kekuatan kita, tetapi iman yang mendorong kita untuk hidup.

Hanya karena sabda Tuhan (Sola scriptura) (Roma 1:16)
Kita dapat temukan perkataan Yesus kepada 2 orang tersebut yang mengatakan: “Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”“Talitakum (Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah)”. Keselamatan yang mereka peroleh berasal dari sabda/Firman yang Yesus ucapkan. Paulus tuliskan: “Karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya”. Rahasia kehidupan itu telah ada pada kita, yakni Alkitab yang boleh kita pegang. Disana ada Firman Tuhan yang meneguhkan, menguatkan dan yang memberikan petunjuk kehidupan pada kita supaya kita memperoleh keselamatan dari Tuhan

Kamis, 28 Juni 2018

Kristus Hidup Dalam Hidupku

Galatia 2 : 19 - 21

Pendahuluan 
Setiap orang yang telah mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus akan bergabung dalam sebuah komunitas baru yang memang berbeda dengan komunitas sebelum percaya kepada Tuhan Yesus. Hal ini sesuai dengan perjalanan kehidupan Rasul Paulus.

Ciri Ciri Kehidupan Umat Tuhan Dalam Perjanjian Baru
Ada 3 ciri khas hidup dalam komunitas uat perjanjian baru berdasarkan bacaan kita hari ini. 
1. Harus mau mati terhadap tradisi keagamaan yang telah lama dan secara turun temurun dan diterima dan diajarkan begitu saja tanpa mengerti maknanya dengan benar. Sebelum percaya, hidup rasul Paulus adalah hidup menurut ketentuan tradisi Hukum Taurat.
2. Harus rela mati bagi diri sendiri. Berarti siap menyangkal diri dan memikul salib Kristus.
3. Harus hidup mengutamakan dan memuliakan Tuhan Yesus.

Kehidupan Umat Tuhan Yang Berbeda Dengan Dunia.
Banyak orang Kristen Gagal dalam menjalani  kehidupan sebagai anggota komunitas Perjanjian Baru karena tidak mencirikan ketiga hal tersebut. Kehidupan dalam komunitas Perjanjian Baru harus memiliki sifat sifat yang baru sebagaimana tertulis dalam Efesus 4:17-32, tanpa hal ini mustahil kita bisa hidup bertahan dalam komunitas trsebut. Dan ada pula sejumlah persyaratan lain yang harus kita penuhi sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:2-5, hidup memikirkan dan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri dan selalu rendah hati serta setia kepada Tuhan Yesus dalam segala keadaan.

Penutup
Sudahkah kita benar benar hidup dalam komunitas Perjanjian Baru atau masih hidup dalam komunitas yang lam? Atau kita masih berdiri di antara dua perahu yang berbeda? Keputusan ada ditangan kita. Komunitas Perjanjian Baru tidak bisa hidup dalam kompromi dan dalam pola hidup yang lama. Sebab semuanya itu sia sia saja.

Selasa, 05 Juni 2018

Kasih Itu Rela Berkorban

1 Yohanes 3 : 11 - 18

Dengan inilah kita mengenal Kasih Kristus, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara saudara seiman kita (1 Yoh 3 : 16)

Pendahuluan
Seorang ibu yang melahirkan anak, selama beberapa waktu lamanya, iamalam hari  akan menahan sakit. Ia juga mesti sering bangun pada malam hari untuk menyusui. Akibatnya, pasti akan sering kelelahan karena kurang istirahat. Tetapi, seorang ibu pasti tidak akan mengeluh. Ia selalu memandang bayi dengan mata yang bersinar penuh kebahagiaan dan kebanggaan.

1. Bukti Kasih
Memang sudah lazim bagi kasih untuk berkorban. Ciri ciri orang yang mengasihi adalah memiliki kesenangan yang meluap kepada pihak yang ia kasihi. Allah senang akan ciptaanNya. Kasih Allah merupakan salah satu kenyataan besar yang terdapat di alam semesta ini, suatu tiang sandaran harapan dunia. Tetapi, kasihNya itu juga merupakan sesuatu yang intim dan pribadi. Allah mengasihi setiap manusia pribadi demi pribadi. Dia mengasihi kita semua dengan kasih yang besar, kasih yang tidak berawal dan tidak berakhir.

2. Harta Yang Istimewa.
Seorang penulis berkata : "Jiwa kita secara istimewa begitu dikasihi oleh Dia, sehingga kasihNya berada diluar jangkauan pengetahuan segala makluk. Itu berarti bahwa dari segala makhluk ciptaanNya tidak ada satupun yang dapat mengetahui betapa besar, betapa manis, dan betapa mesranya Sang Pencipta mengasihi kita.

3. Kasih Allah
Karena itulah Dia telah mengorbankan anakNya untuk kita. Dan Dia mengharapkan kita melakukan hal yang sama. Kasih memotivasi kita untuk  berkorban demi kesejahteraan orang yang kita kasihi.
Kasih tiddak menuntut kepentingan diri sendiri, melainkan senantiasa memberi dmi kesejahteraan orang lain. 

Minggu, 06 Mei 2018

Pengumuman Kegiatan Jemaat Mojoagung

1. Tanggal 10 Mei 2018, kegiatan Ibadah Padang bertempat di Filla Rosari Wonosalam
    berangkat dari gereja pukul 07.00

2. Hari Raya Unduh Unduh akan dilaksanakan pada tanggal 03 Juni 2018 mulai pukul 07.30
    Oleh karena itu diharapkan partisipasi dari pembaca terutama kepada putra daerah sangat  
    besar harapannya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

3. HUT Jemaat Mojoagung akan dilaksanakan pada hari Rabu 27 Juni 2018 mulai pukul 18.00 akan tetapi karena bersamaan dengan PilKaDa serentak maka kegiatan tersebut di undur pada tanggal 01 Juli 2018 pukul 18.00 Hari Minggu

4. Rembug warga dilaksanakan pada tanggal 17, 18 dan 19 Juli  2018 di kelompoknya masing
    masing, kemudian Adi Yuswa tanggal 22 serta KPPW tanggal 24 Juli.

5. Sosialisasi Daur Penatua dan Diaken akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2018 yang
    dilanjutkan sosialisasi pada Krt krt di kelompoknya masing masing.

Demikian beberapa kegiatan kegiatan penting jemaat Mojoagung yang perlu menjadi perhatian.

Kamis, 26 April 2018

Tanda Seorang Kristiani

1 Yohanes 2 :1 - 6
Pendahuluan.

Suatau hara saya sedang menjalankan tugas di salah satu kota di Indonesia, dan kebetulan disana saya bertemu dengan teman saya waktu SMP dulu. Dia setelah ngobrol kesana kemari walaupun hatinya penuh dengan kecamuk tapi disembunyikan erasaan itu. Nah ketika saya menanyakan kabar keluarga dan anak anaknya maka dia bercerita bahwa salah satu anaknya sedang pergi meninggalkan rumah(Hilang). ketika saya dimintai pertolongan tersebut maka secara reflek saya minta tanda atau ciri ciri dari anak itu. Sesudah saya mendapatkannya saya pergi ke kantor polisi terdekat untuk melapor, polisi yang jaga meminta ciri-ciri dari anak yang hilang tersebut. Selesai itu, saya membawa surat dari kantor polisi ke surat kabar yakni warta kota untuk memuat surat kabar tersebut, dan seseorang yang menemui saya menanyai hal serupa yakni ciri-ciri dari anak yang hilang.
Mengapa ciri-ciri atau tanda dari anak yang hilang tersebut sangat diperlukan? Oleh karena melalui tanda tersebutlah kta dapat mengenali dan menemukan dia dengan benar. Semua orang yang percaya kepada Yesus kristus, dipanggil dengan Kristen. Saat ini melalui surat 1 Yohanes, kita akan dibawa untuk mengetahui tandanya seseorang disebut Kristen. Apakah tandanya seorang kristen?

1. Tanda seorang Kristen ialah menuruti perintah Allah (ayat 3)
Kata kristen mula mula disebut di Antioka (Syiria) pada tahun 43 sesudah Kristus (Kis 11:26). Sebelum nama ini, orang Yahudi selalu menyebut para pengiring Kristus itu orang orang Nasaret atau orang orang Galilea. Atau sebutan bagi para pengikut Yesus oleh kaisar Agripa.
Jadi setiap pengikut Yesus disebut Kristen. Kristus mengajarkan kepada kita akan kebenaran sejati yaitu Firman Allah. Firman Allah sendiri menyatakan bahwa setiap orang percaya akan disebut anak anak Allah(Yoh 1:12). Yesus juga menyatakan tentang diriNya bahwa Dia dan Bapa adalah satu(Yoh 10:20), yang artinya Yesuslah Allah. Dengan demikian jelas bahwa orang Kristen adalah mengenal Allah. Sehingga tanda pertama seseorang Kristen adalah menuruti perintahNya.
Jadi apabila saat ini kita belum menuruti perintah Allah, maka hendaknya kita bertobatdan marilah kita berupaya untuk menuruti firman/perintah perintah Allah.

2. Tanda Seorang Kristen Memiliki hidup Jujur (Ayat 4)
Setiap orang yang mengatakan mengenal Allah, tetapi tidak menuruti perintahNya disebut pendusta. Pada dasarna dusta adalah pernyataan tentang sesuatu yang diketahui palsu dengan maksud menipu (Hak 16:10, 13) contohnya Delila yang mencoba memperdayai Simson.
Bandingkan Yohanes 8:43-44, Mengapa seseorang tidak dapat menangkap firman Allah dan mempercayainya? Karena mereka adalah anak iblis dan iblislah yang menjadi bapanya dan iblis adalah bapa dari segala pendusta.
Didalamnya tidak ada kebenaran karena kebenaran adalah Allah sendiri. Jadi ciri tanda seorang Kristen  adalah memiliki hidup yang jujur. Kejujuran bukan hanya dalam hal kata kata, tetapi kejujuran meliputi segenap aspek hidup kita termasuk sikap dan perbuatan kita. Hendaknya hidup kita mencerminkan kebenaran dari Allah.

3. Tanda seorang Kristen Ialah Penuh Kasih (ayat 5)
Seorang Kristen adalah seorang yang maumenjalankan perintah Allah, dan hidupnya penuh kejujuran yangmencerminkan kebenaran Allah. Oleh karena itu seorang Kristen adalah seorang yang penuh dengan kasih. Kasih kepada Allah dan sesama. Hal itu hanya mampu dilakukan oleh setiappribadi yang ada dalam Kristus.
2 Kor 5:17 "Jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang"
Setiap pribadi yang ada dalam Kristus harus hidup sama seperti Kristus hidup.

Penutup.
Tanda seorang Kristen adalah hidupnya mencerminkan hidup Kristus yang taat pada Bapa dalam firmanNya, hidup dallam kejujuran dan penuh kasih. Apakah saudara sudah memiliki ketiga tanda tersebut?
Tuhan memberkati kita, Amin.

Kamis, 29 Maret 2018

Harga Menjadi Murid Yesus

Lukas 14:25-35

Pendahuluan
       Ada tiga Sekolah Menengah Atas di Indonesia yang terkenal berbayar mahal. Ketiga sekolah itu antara lain  : Pertama, SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang, dimana biaya pertahunya para murid harus membayar $ 9.000 atau setara Rp 118 juta. Kedua, SMA Dwi Warna Bogor, yang mana setiap murid diwajibkan membayar uang gedung Rp 44 juta, sedangkan untuk sppnya Rp 5 juta perbulan. Dan yang ketiga adalah SMA Ciputra Surabaya, dimana setiapmuridnya diwajibkan membayar uang gedungnya Rp 40 juta, sedangkan uang sppnya Rp 4 juta setiap bulannya.
Dalam tulisannya Lukas juga menyampaikan kepada setiap orang percaya bahwa untuk menjadi murid Yesus juga harus membayar mahal.

1. Menjadi Murid Yesus Harus Membenci Keluarganya.
Mungkin sebagian orang tercengang ketika mambaca ayat ini. Untuk mengikuti dan menjadi murid Yesus, mereka diwajibkan untuk membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak anaknya dan saudaranya. Kessan yang muncul pertama mungkin akan mengangap Yesus kejam. Tetapi sebenarnya makna atau pesan yang terkandung dalam kalimat Yesus bukanlah membenci atau memusuhi keluarganya, melainkan setiap orang yang hendak menjadi murid Yesus harus menomorduakan keluarganya bahkan mereka harus mengabaikan nyawanya dan mengutamakan Yesus.
Sebab jika seseorang masih mengutamakan dirinya atau keluarganya maka mereka tidak akan totalitas dalam mengikuti Yesus.

2. Menjadi murid Yesus harus memiul Salib.
"Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu." (ayat 27) 
Sebagai seseorang yang mau mengikuti dan menjadi murid Yesus, maka mereka harus bersedia menjadi seperti Yesus, yakni hidup seperti Dia, dan jika perlu mati seperti Dia juga. Yesus telah lebih bdahulu memikul salib untuk menggantikan kita, oleh karena itu wajarlah bila Yesus mensyaratkan untuk menjadi muridNya, mereka diwajibkan untuk memikul salibNya. Makna dari memikul salib  disini yakni setiap orang percaya harus hidup dengan menyalibkan manusia lamanya. Diman dengan salib tersebut mereka telah disatukan dengan Kristus dalam kehidupan barunya.

3.. Menjadi Murid Yesus Harus segala Miliknya.
Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu. (ayat 33).
Seseorang yang ingin menjadi murid Yesus maka mereka diweajibkan merelakan melepaskan segala miliknya. Bukan berarti kita sebagai orang percaya tidak boleh menjadi kaya atau memiliki materi yang melimpah. Tetapi yang dimaksudkan oleh Yesus disini yakni bilamana kita ingin menjadi murid Yesus, maka kita harus hidup bagi Kristus. Jangan sampai kta lebih mengutamakan mengejar materi dan menomor duakan Tuhan, tetapi Yesus menginginkan kita untuk mengutamakan Tuhan dan menomorduakan materi. Materi dipakai untuk memuliakan Tuhan, bukan materi dipakai untuk melupakan Tuhan.
Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.(Matius 6:33)

Penutup.
Untuk Menjadi murid Yesus kita diminta untuk membayar mahal, karena harus menomorsatukan Yesus (secara totalitas/ tidak setengah setengah/ tidak berfikir untung dan rugi) dalam hidup kita melebihi kita sendiri, keluarga, teman dan materi. untuk menjadi murid Yesus diwajibkan untuk senantiassa memikul salib.Bagaimana dengan saudara, siapkah untuk melakukan hal itu?
Tuhan memberkati kita yang mau dan bersedia menjadi muridNya secara totalitas dalam melakukan kehendak dan firmanNya dalam kehidupan sehari hari, Amin.

Sabtu, 03 Maret 2018

Jangan Terlena

                                                                                                                                      Matius 25 ; 1 - 13
Pendahuluan
Dalamt KotbahNya Yesus menyatakan hal kerajaan sorga itu dengan perumpamaan para gadis menyambut mempelai laki laki. Sebenarnya apakah maksud dari perumpamaan tersebut? Kita harus uraikan kata-kata tersembunyi satu persatu.

I. Siapakah yang dimaksud para gadis gadis
Siapakah yang dimaksud oleh Yesus mengenai gadis gadis dalam perumpamaan ini?
a. Para gadis disini merupakan gambaran dari keduabelas suku Israel.
b. Para gadis disini merupakan orang orang/ gereja-Nya.
Jadi yang dimaksud oleh Tuhan Yesus para gadis-gadis tersebut adalah umatNya/orang percaya dan gerejaNya, bukan orang diluar Kristen.

Tetapi disini kita menemukan dua macam gadis.
1. Gadis Bodoh.
Lima gadis bodoh adalah gereja yang kurang persiapan menyambut Sang mempelai laki laki. Ketidaksiapan mereka membawa minyak cadangan merupakan gambaran terhadap orang percaya/gereja yang tidak memiliki ketekunan sampai akhir, maka semua persiapan mereka sia sia sama sekali. Penerapan : mengaku Kristen tetapi dalam kehidupannya mencerminkan iman kekristenan. Karena mereka mengabaikan perkataan dari sang Firman itu sendiri. Menilai apa yang mereka lakukan sudah cukup sehingga tidak perlu lagi melakukan yang lain, padahal dimata Allah itu belum cukup.
2. Gadis Bijaksana
Lima gadis bijaksana adalah gambaran dari gereja/orang Kristen yang sejati. Hal itu dapat dilihat dari persiapannya untuk menyambut kedatangan mempelai. Mengapa ia tertidur seperti lima gadis bodoh? Makna tertidur disini bukan berarti ia tidak waspada tetapi ini menggambarkan bahwa ada saatnya kita melakukan sesuatu untuk kebutuhan tubuh kita(bekerja, belajar dll) tetapi jangan sampai kita tenggelam didalamnya sehingga kurang persiapan. Jadi gadis bijaksana menggambarkan orang Kristen/gereja yang sejati.
Penerapanya : Orang Kristen yang sungguh sungguh tindakan dan perkataannya menggambarkan sebagai orang Kristen yang mau taat serta setia kepada firmanNya.

II. Siapa yang dimaksud mempelai laki - laki.
Dalam kebenaran ini yang dimaksud sahabat mempelai laki-laki  adalah para murid Yesus, sehingga jelas bahwa yang dimaksud oleh Yesus dalam perumpamaanNya ini sang mempelai laki-laki adalah diriNya sendiri. Dan kedatangan Tuhan tidak terbatas oleh waktu. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan/ mengerti, karena ini adalah sesuatu yang melampaui akal kita. Karena firman Tuhan katakan.

III. Apakah pesan yang terkandung didalamnya.
Hal kerajaan sorga merupakan berkaitan erat dengan kedatangan Yesus kedua kalinya. Dan memang kedatangan Dia kedua kalinya tidak jelas kapan waktunya, tetapi jangan sampai karena ketidaktauan kita akan waktu kedatanganNya membuat kita terlena dan akhirnya menjadikan orang percaya yang sembrono, asal-asalan tidak tekun yang digambarkan sebagai lima gadis bodoh yang kurang persiapan.
Tetapi hendaknya kita tetap dengan tekun menantikan kedatanganNya, dengan menjadi orang orang percaya setia dean taat terhadap firmanNya, tetap menjaga kekudussan hidup, sebagaimana digambarkan sebagai gadis gadis yang bijaksana.

Penutup.
Jadi hendaknya kita menjadi orang orang Kristen yang tekun/sejati ditunjukkan dengan taat dan setia  terhadap segala firman dan kehendakNya, sehingga kita akan selamat masuk kedalam pesta kawin bersama Sang mempelai laki-laki. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang tidak sejati, yang tidak bertekun sampai akhir sehingga kita tidak akan selamat, karena Yesus tidak mengenali kita. 
Kiranya Tuhan Yesus memberkati, Amin.

Sabtu, 24 Februari 2018

Kehadiran Yang Memberi Makna

 Markus 8:27-38



Kenalilah Yesus dan ikutlah Dia

Pendahuluan
Sebutir telur bisa memiliki bermacam makna. Bagi seorang pengusaha,telur bisa berarti sumber atau komoditas ekonomi. Bagi seorang seniman, ia dapat melihat telur sebagai inspirasi bagi suatu karya seni. Bagi seorang teolog, ia mungkin melihat ada Tuhan di balik telur tersebut, dan seterusnya. Tentu semua itu adalah benar sebab begitulah hakikat dan arti telur itu, tergantung dari mana orang melihatnya. Inilah yang disebut paradigma, persepsi atau sudut pandang.
Stephen R. Covey, pakar Amerika yang menulis buku The 7 Habits of Highly Effective People, mengatakan bahwa paradigma merupakan sumber dari sikap dan perilaku kita. Kita masing-masing cenderung berpikir bahwa kita melihat segala sesuatu sebagai mana adanya, bahwa kita sudah objektif. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Kita melihat dunia bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya, atau sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya.
Bila sudut pandang kita luas, maka cakrawala kita pun luas. Bila cara pandang kita sempit, maka cakrawala kita pun sempit. Bila kita hanya terpaku pada satu teori, maka kita mudah menolak teori lainnya. Bila kita hanya setuju kepada satu opini, maka sulit bagi kita untuk membuka ruang bagi opini yang lain.
Demikian juga halnya dengan pengenalan kita terhadap Yesus, pengenalan yang benar mempengaruhi ketaatan kita untuk mengikuti dan melakukan kehendak Nya. Sejauh apakah kini pengenalan kita terhadap Yesus dan ketaatan kita dalam melakukan perintahNya ? Dari nats khotbah Markus 8:27-38, menjadi perenungan bagi kita kepada pernyataan Yesus tentang diriNya dan syarat-syarat mengikut Dia.

Pendalaman Nats
(ay.27-28) Ketika Yesus dan murid-muridNya berangkat ke Kaisarea Filipi, kira-kira 40 km di sebelah utara danau Galilea, Yesus bertanya tentang siapakah Dia menurut orang banyak. Ada yang mengatakan Yesus adalah Yohanes Pembabtis, Elia dan seorang dari para nabi ( Markus 1:4,6:14-15;Lukas9:7-8 ). Menurut mereka (pemahaman orang Yahudi), dengan kedatangan Yohanes Pembabtis,Elia dan seorang dari para nabi,maka Mesias tidak lama lagi akan datang. Tokoh ini dipercayai sebagai perintis jalan dan pembawa berita dari Mesias. Ia akan memulihkan pelanggaran dan membawa keteraturan di tengah kekacauan untuk menyiapkan jalan bagi Mesias. Menurut tanggapan orang banyak tersebut berarti Yesus bukanlah mesias,dan masih tetap menunggu kedatangan mesias. Pengenalan orang banyak tentang Yesus berarti keliru, dan hanya sebatas tanda mujijat membuat mereka datang mencari dan mengikut Yesus.

(ay.29-30) Menurut Petrus, Yesus adalah Mesias. Petrus mengakui bahwa Yesus adalah orang yang dipilih dan di urapi oleh Allah(Yoh.6:68-69). Kata “Mesias”berasal dari kata Ibrani yang berarti “yang diurapi”. Sama artinya dengan Kristus dalam bahasa Yunani” Christos”. Yang di urapi adalah para Imam(1 Taw.29:22), dan Nabi (Yes.61:1), yang paling sering disebut di urapi adalah Raja (1 Sam.10:1,16:1,13; Mas.2:2,7). Yang di urapi adalah seseorang yang di pilih untuk melayani Tuhan dan umatNya dan sebagai Raja, bertanggung jawab untuk menegakkan keadilan dan damai Allah di dunia,yaitu menolong dan membebaskan korban ketidak adilan, khususnya orang miskin.(Mas.18:35-49,72:1-3: 9:9-10). Pengakuan Petrus akan Yesus adalah benar, sehingga dalam injil Matius, Petrus di beri hadiah “kunci kerajaan sorga”(Mat.16:19), tapi dalam injil Markus, Petrus dilarang untuk mengatakan kepada siapa pun bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus melarang para murid untuk mengatakannya, karena Yesus ingin agar orang banyak mengetahuinya melalui pengalaman mereka sendiri. Dan secara umum,orang banyak termasuk murid-murid juga di pengaruhi oleh gagasan-gagasan mesianik yang ada dalam benak orang Yahudi pada zaman Yesus. Gagasan itu penuh kekerasan dan semangat nasionalistik, sehingga Mesias itu di bayangkan sebagai seorang raja yang berasal dari garis keturunan Daud sebagai sosok adikodrati yang hebat yang masuk kedalam sejarah untuk menata kembali dunia dan kembali memulihkan umat Allah.

(ay.31-33) Yesus mengajarkan pengertian Mesias yang berbeda dari pemahaman orang banyak, bukan sebagai raja yang berkuasa, tapi sebagai anak manusia yang harus menanggung banyak penderitaan, ditolak, dibunuh dan bankit pada hari yang ketiga. Yesus sedang berbicara tentang penangkapan dan kematianNya di kayu salib dan Allah yang membangkitkanNya dari kematian. Petrus dan para murid tidak siap akan hal ini,mereka menginginkan seorang pemimpin yang akan membebaskan mereka dari kesakitan, bukan seorang yang mengalami kesakitan dan kematian. Petrus menarik dan menegor Yesus, kemudian Yesus berpaling serta memarahi Petrus,”enyahlah iblis’’. Yesus menggunakan kata yang keras untuk menegaskan bahwa menolak kehendak Allah merupakan pekerjaan iblis.

(ay.34-38) Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus, artinya penurunan tahta diri(keinginan,kehendak dan hawa nafsu manusiawi), agar hidup hanya berpusat kepada Kristus. Dalam hubungan kita dengan Tuhan harus mengikutinya dengan memasrahkan diri kepada Tuhan dan menerima konsekwensi dan menanggung resiko terhadap penderitaan oleh karena panggilan sebagai murid atau orang percaya.(Yoh.15:19,Gal.6:14). Dan Yesus mengatakan tentang kehilangan nyawa, sebagai penyataan kesetiaan terhadap kehendak Allah, bukan perjuangan kepada sifatnya sementara tapi kekekalan. Pengajaran tentang persyaratan mengikut Yesus memang cukup keras dan tegas tapi hal itu bukan lah hal yang mustahil bagi orang percaya sebab Yesus membuat perjanjian yang pasti tentang kedatanganNya(8:38), dan kerajaanNya(9;1). Sekalipun penderitaan yang menanti namun nubuat Mesianis tentang pemerintahanNya akan mewujudnyatakan kemenangan keselamatan.

Pointer Aplikasi
  1. Pengenalan yang benar akan Yesus menentukan kesetiaan seseorang dalam mengikut dan melakukan kehendakNya.
  2. Mengikut Yesus dan melakukan kehendaknya berarti menyangkal diri dan memikul salib. Memberi diri untuk dibentuk, diubah seturut dengan kehendakNya.( Band.Bacaan Yesaya 50:4-9, Ketaatan seorang hamba Tuhan)
  3. Kapan dan dimana pun sebagai pengikut Yesus tidak ragu dan tidak malu menderita demi kebenaran dan keadilan.
  4. Kuasa dan kasih Yesus adalah menjadi jaminan penyertaan dan perlindungan bagi setiap orang yang melakukan panggilan Tuhan dalam hidup dan pelayanannya.(1 Kor.15:58) : “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah tegu, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekuruan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”

Jumat, 16 Februari 2018

Bubuk Kepahitan

                                                                                                                                   Ibarani  12 : 14 - 17

Pendahuluan.
Seorang guru memberikan segenggam tepung biji mahoni kepada muridnya untuk dimasukkan ke dalam sebuah cangkir berisi air, lalu menyuruh anak itu meminumnya. Sang murid segera memuntahkan air itu karena tak tahan mencecap rasa pahit yang luar biasa. Kemudian guru itu kembali memberinya segenggam tepung biji Mahoni, kali ini untuk dituangkan ke dalam sebuah telaga bening. Ia menyuruh anak itu mengambil airnya dan meminumnya. Kali ini si murid dapat menikmati air itu, yang tetap terasa tawar dan menyenangkan. "Tepung itu mewakili semua hal buruk dan kepahitan dalam hidup ini. Yang menentukan pengaruhnya adalah seberapa luas wadah yang menampungnya, yaitu hati kita" kata gurunya bijak.

1. Bertekun Dalam Iman
Penulis surat Ibrani mendorong agar orang-orang percaya tetap bertekun dalam Iman, sekalipun banyak kesukaran menghadang dari berbagai sisi, termasuk dari sesama orang percaya.

2. Mengikut Yesus Bukan Terbebas Dari Masalah.
Mengikut Kristus memang tidak menjamin seseorang terbebas dari masalah, bahkan tak jarang menjadikankehidupan kita kian pelik. Syukurlah, orang percaya telah diberi hati yang baru, hati yang seperti Kristus untuk menghadapinya. AnugerahNya memampukan kita untuk menawarkan "Bubuk kepahitan" sehingga hati kita tetap manis dan segar.

3. Pengampunan Adalah Respon Orang Percaya.
Apakah anda bergumul untuk mengampuni orang lain? kesulitan berdamai dengan seseorang? gereja mengecewakan anda? Lihatlah anugerahNya bagaimana Dia mengasihi dan mengampuni anda tanpa syarat dan ampunilah mereka yang bersalah kepada anda.

Penutup.
Kepahitan bukan ditentukan oleh apa yang kita alami namun ditentukan oleh bagaimana kita  meresponinya. 

Kamis, 01 Februari 2018

Tuhan Tak Pernah Ingkar Janji

THURSDAY, FEBRUARY 1, 2018

TAK SEKALI PUN TUHAN INGKAR JANJI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2018

Baca:  Bilangan 23:4-30

"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  Bilangan 23:19

Memasuki hari di bulan Februari ini kita tetap berharap kepada Tuhan agar beroleh kekuatan dalam menjalani hari demi hari.  Tetapi ada banyak di antara orang Kristen yang masih bertanya-tanya dalam hati,  "Benarkah Tuhan akan memulihkan dan memberkati hidupku?  Benarkah janji-janji Tuhan yang tertulis di Alkitab ini akan digenapi, ataukah tak lebih dari sekedar teori?"  Pertanyaan-pertanyaan yang mengindikasikan keragu-raguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, yang keluar dari mulut orang percaya adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu Iblis.  Semakin orang ragu dan bimbang terhadap firman Tuhan semakin memuluskan jalan bagi Iblis untuk melancarkan serangan dan menghancurkan kehidupannya.

     Bileam berasal dari Petor, di tepi sungai Efrat.  Ia bekerja sebagai penenung dan dari pekerjaannya ini ia beroleh upah.  Suatu ketika Bileam diminta oleh Balak  (raja Moab)  untuk mengucapkan kutuk atas bangsa Israel.  Tetapi kuasa Tuhan bekerja dalam diri Bileam sehingga ia menolak secara tegas permintaan Balak ini.  Ia menegaskan bahwa jika Tuhan telah memberkati bangsa Israel, tak seorang pun dapat mengubahnya:  "Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?"  (Bilangan 23:8),  "...dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya."  (Bilangan 23:20).

     Jika Bileam mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Balak, kemungkinan besar ia akan mendapatkan imbalan yang nilainya sangat menggiurkan.  Tetapi Bileam menjawab,  "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku."  (Bilangan 22:18).  Tuhan telah berjanji kepada bangsa Israel untuk memberkati dan melindungi mereka apabila mereka mau mendengarkan firman-Nya dan hidup dalam ketaatan  (Ulangan 28:1-14).

Tuhan tidak pernah ingkar dengan apa yang telah dijanjikan-Nya, jika Ia berjanji untuk memberkati, tak seorang pun dapat menggagalkan rencana-Nya!

Sabtu, 20 Januari 2018

Peringatan Bagi Gereja Menyambut Zaman Akhir

1 Korintus 10 : 11 - 17

Pendahuluan
Paulus melihat bahwa ada gejala bahwa jemaat korintus mulai goyah iman mereka. Hal itu nampak dari perkataan Paulus yang memperingatkan mereka supayatidak kembali kepada kebiasaan kehidupan yang lama yakni melakukan kejahatan, menyembah berhala, melakukan percabulan, bersungut sungut serta mencobai Tuhan Allah, sebagaiman yang dilakukan oleh umat Israel (1 Korintus 10: 6 - 10). Mengapa Paulus mengingatkan jemaat korintus, sebab Paulus melihat tanda - tanda bahwa zaman akhir akan segera tiba.
Apa yang dapat dilakukan oleh gereja ataupun orang percaya Korintus menyambut zaman akhir yang akan segera datang? Paulus memberikan suatu seruan kepada jemaat Korintus.

1. Agar Gereja bersatu
Rasul Paulus kembali mengingatkan jemaat Korintus akan jati diri mereka. Bahwa mereka merupakan suatu persekutuan dengan darah Kristus, persekutuan orang percaya yang terdiri dari berbagai perbedaan itu telah diikat menjadi satu tubuh, yakni melalui kematian Yesus kristus di kayu salib. 
Karena mereka telah dipersatukan dalam kematian Yesus Kristus maka hendaknya mereka menjaga persatuan tersebut. Seperti lidi yang walaupun nampak kecil dan rapuh tetapi ketika mau tetap disatukan maka sulit sekali untuk dipatahkan. Demikian jemaat Korintus diharapkan untuk menjaga persatuan tersebut menghadapi datangnya zaman akhir yang penuh tantangan.

2. Gereja Harus Waspada
Kata hati-hati mengandung makna melihat dengan seksama atau bisa dikatakan waspada. dalam menghadapi masa datangnya zaman akhir, jemaat Korintus diperingatkan oleh Rasul Paulus untuk senantiasa waspada. Bahaya yang mengitip gereja adalah kesombongan rohani dalam diri mereka. Kesombongan itu muncul dalam kalimat "Siapa yang menyangka ia teguh berdiri" kesombongan seperti hal tersebut haruslah diwaspadai sebab karena kesombongan dapat menyebabkan orang percaya jatuh dalam dosa. Karena mereka kurang waspada.
Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan oleh gereja, terlebih mendekati akhir zaman banyak sekali serangan terhadap orang orang percaya, baik serangan secara psikoogis dengan munculnya berbagai ajaran dan nabi nabi palsu yang siap menyesatkan. Juga serangan secara fisik melalui penganiayaan terhadap orang percaya. Orang yang waspada akan siap ketika menhadapi serangan, berbeda dengan kondisi orang yang sombong, mereka akan terlena dengan apa yang disombongkannya sehingga ketika muncul serangan terhadapnya menjadikan dia hancur karena tidak membangun benteng iman.

3. Gereja Harus Tetap Berpegang Teguh Kepada Allah
Pada zaman akhir akan muncul guru - guru dan pengajaran-pengajaran palsu yang berusaha menghancurkan iman orang percaya, dan berbagai penganiayaan yang menekan hidup orang percaya serta godaan kemewahan dan kesenangan dunia yang menggoda. Senjata untuk menangkal dari berbagai serangan tersebut adalah senantiasa berpegang teguh kepada Allah. Jangan sampai kita lari kepada ilah ilah lain, yang menawarkan berbagai janji kosong yang menjerat manusia.
Yang perlu diingat bahwa kita dicobai jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan kita walaupun cobaan itu tidak melampaui kekuatan kita. Tetapi yang harus kita lakukan adalah menyerahkan diri kepada Allah. Karena Allah setia maka Ia akan memberikan jalan keluar bagi setiap persoalan hidup kita. Jadi untuk menghadapi ddatangnya zaman akhir kita harus tetap berpegang teguh pada Allah dan firmanNya.

Penutup
Zaman akhir sudah dekat, gereja harus mempersiapkan diri dengan baik menyambutnya. Ketika zaman akhir dekat maka banyak tantangan bagi gereja-gereja, yang perlu dilakukan gereja harus tetap bersatu, waspada dan berpegang teguh pada Allah. Maka gereja akan mampu menghadapi berbagai tantangan pada zaman akhir dan memperoleh kemenangan. Amin.

Kamis, 18 Januari 2018

Prinsip Dasar Hidup Orang Percaya

Efesus 4 : 17 - 24

Pendahuluan
Pernahkah saudara melihat suaatu acara TV mengenai "Make Over" dimana dalam acara tersebut melalui tehnis keahlian merias mampu mengubah tampilan seseorang tampak berbeda dan luar biasa. Akan tetapi sayang, perubahan pada diri seseorang yang di "Make Over"  tadi hanya sementara saja. Sangat disayangkan juga bila kita juga melihat kehidupan orang percaya bagai seseorang yang di "Make Over", dimana ketika mereka bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, mereka menunjukkan erubahan hidup, tetapi sayang perubahan ituditujkan hanya sementara saja. Setelah itu mereka kembali hidup pada masa lalunya. Pada hari ini Paulus menunjukkan pada kita bagaimana seharusnya orang percaya hidup.

1. Hidup Orang Percaya Berpadanan dengan Panggilannya (ay 17-19).
Berpadanan dengan panggilannya mempunyai maksud mengingatkan pada kasih mula - mula kita pada Tuhan. Tuhan memanggil saudara dengan tujuan supaya saudara mengenal kasih Tuhan yang menyelamatkan. Dengan demikian sebagai orang percaya haruslah terus hidup dalam Tuhan. Rasul Paulus menyampaikan seharusnyasebagai orang percaya hidupnya tidak seperti orang tidak percaya/duniawi. Ciri-ciri orang yang tidak mengenal Allah/ orang duniawi, antara lain :
a. Memiliki pikiran yang sia - sia (kotor/tidak berlandaskan kebnenaran).
b. Memiliki pengertian yang gelap, jauh dari Allah sebab iblis telah membutakannya (ay 18)
    "yaitu orang - orang tidak percaya, yang pikiranya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga
      mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" 
      (2 Korintus 4 : 4)
c. Perasaan mereka telah tumpul (tidak peka). Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah menetapkan
    agar manusia berada dibawah penguasaan hati nuraninya. Tetapi manusia yang jatuh menyerahkan
    dirinya kepada hawa nafsu dan nafsu serakahnya, sehingga mereka tidak peka dengan hati 
    nuraninya lagi.

2. Hidup Orang Percaya diubahkan (ay 20 - 24)
Kalimat "Tetapi kamu bukan demikian" pada ayat yang ke 20, merupakan kalimat yang menerapkan keadaan yang seharusnya terjadi. Jadi seharusnya hidup orang percaya harus diubahkan. Karena banyak orang percaya hidupnya belum berubah.
" Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia sia dan hati mereka yang bodoh  menjadi gelap" (Roma 1 : 2)
Kunci supaya hidup orang percaya diubahkan adalah : Bersedia meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Mau belajar dari seekor ulat untuk menikmati perubahan wujud menjadi kupu kupu, mereka harus rela meninggalkan bentuknya yang lama dengan rela dikubur dalam kepompong untuk beberapa waktu. 
Manusia lama merupakan manusia yang hidup didalam hukum dosa dan menjadi budak dosa. Sedangkan manusia baru adalah manusia yang hidup tunduk dan melakukan hukum Kristus. Proses perubahan tersebut melalui belajar mengenal, mendengar dan menerima pengajaran Yesus.
Belajar mengenal Kristus, tidak hanya Dia yang telah mati dan bangkit sebagai sumber hidup kita, tapi Dia sebagai teladan.(Mat 11:29 dan 1 Petrus 2 : 21).  Dan pada akhirnya menyerahkan hatinya atau pusat hidup manusia pada pimpinan Roh Kudus. Sehingga dalam hidupnya terus diperbaharui oleh roh (ay 22-23).
"Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu"(Ams 27:19).

Penutup
Kekristenan bukanlah agama, yang hanaya ditunjukkan dalam liturgi ibadah. Tetapi kekristenan adalah pola hidup yang harus ditunjukkan orang percaya sebagaiman Kristus hidup. Sebab mereka telah diubahkan dan dipanggil untuk hidup bagi kemuliaanNya. 

Apakah Kita Sudah Melakukannya?
Kalau belum Mengapa?
Adakah Yang menghalanginya?
Seberapa besar Penghalang tersebut?
Apakah lebih besar dari berkat berkat Tuhan yang telah kita terima?
Kalau tidak, maka mari kita melakukan mulai saat Ini!

Tuhan memberkati setiap orang yang mau mengenal, mendengar dan mau melakukan firmanNya didalam hidup sehari hari, Amin.