Rabu, 17 Agustus 2016

Menentang Nabi Palsu

                                                                                                    Renungan Harian Minggu 14 Agustus 2016
                           Lukas 23 : 23 – 40



Nabi palsu berkata – kata dari dirinya sendiri, bukan dari Tuhan. Namun  mengatasnamakan Tuhan untuk menyenangkan pendengarnya. Celakanya, orang lebih senang mendengarkan nubuat palsu yang menyenangkan dan menenangkan hati, tetapi menyesatkan daripada mendengarkan nubuat sejati yang mungkin tidak enak didengar karena menuding dosa, tetapi membawa pada pertobatan dan pengampunan.

Tudingan Yeremia kepada nabi palsu jelas dan lugas. Mereka tidak diutus Tuhan. Mereka tidak pernah mendengarkan firman Tuhan, maka mereka tidak memberitakan kebenaran. Mereka hanya menceritakan isi mimpi mereka, bukan penyataan Tuhan. Disini sudah jelas perbedaan mereka dari nabi sejati yang memberitakan firman Tuhan. Tuhan tahu semua itu, tidak tersembunyi dihadapanNya. Oleh karena itu Tuhan akan menjadi lawan mereka.

Namun para nabi palsu ini tidak merasa bersalah dengan sabda palsu mereka. Malah mereka mempertanyakan balik apa sebenarnya sabda, yang diberikan(dibebankan) Tuhan? Mereka menggunakan frasa sabda yang dibebankan Tuhan sebagai pemberitaan nubuat palsu mereka. Kata sabda dan beban sebenarnya terjemahan dari akar kata yang sama. Yeremia, menggunakan kata tersebut  sebagai sebuah permainan kata. Apa yang para nabi palsu anggap sebagai sabda Tuhan, padahal sumbernya dari mimpi- mimpi mereka, bukan dari Tuhan, menjadi beban buat Tuhan. Seolah olah Tuhanlah sumber pemberitaan nabi palsu itu, sehingga Tuhan, dipaksa, untuk memberkati umat dengan nubuat/janji palsu yang mereka taruh dimulut Tuhan. Ini dosa yang sangat serius karena menyesatkan umat. Maka, Tuhan sendiri yang akan membuang beban tersebut, yaitu para nabi palsu, dan membinasakan mereka,

Persoalan lain yang muncul ialah orang lebih senang mendengarkan sabda palsu, yang meninabobokkan mereka dari akibat perbuatan dosa dan dari ancaman hukuman Tuhan dari pada mendengarkan hal hal yang menyakitkan karena peringatan maupun teguran yang membawa kepada pertobatan dan pengampunan yang dari Tuhan. Apakah anda tetap setia memberikan firman sejati, walaupun mungkin ditolak orang? Tuhan memberkati kita yang selalu berani menyuarakan kebenaran, Amin.