Selasa, 12 November 2019

Kegiatan Jemaat Mojoagung

Bulan Nopember 2019
1. Tanggal 02 Nopember 2019 pukul 16.00 persiapan Ibadah Pelepasan Pendeta Priyo Utomo dari  Jemaat Mojoagung.
2. Tanggal 03 Nopember 2019 pukul 17.00 Ibadah Pelepasan Pdt.Priyo Utomo, M.Min
3. Tanggal 05 Nopember 2019 pukul 08.00 Boyong Barang ke Kertosono
4. Tanggal 06 Nopember 2019 pukul 15.00 Boyong keluarga Pendeta Priyo Utomo ke GKJW Jemaat Kertosono.
5. Tanggal 27 Nopember 2019 diperkirakan pukul 15.00 Boyong barang dan Boyong Keluarga Pendeta Agus Supriyono, S.Si dari jemaat Trenceng ke Jemaat Mojoagung.
6 Tanggal 30 Nopember 2019 Persiapan Ibadah Pelantikan Pdt.Agus Supriyono, S.Si pukul 16.00

Bulan Desember 2019
7. Tanggal 01 Desember 2019 pukul 16.00 Ibadah Pelantikan Pdt.Agus Supriyono, S.Si sebagai Pendeta Baku di Jemaat Mojoagung.
8. Tanggal 08 Desember 2019 pukul 08.00 di Induk dan 17.00 di Pepanthan Babatan Perjamuan Kudus Adven
9. Tanggal 24 Desember 2019 pukul 18.00 Ibadah malam Natal
10. Tanggal 25 Desember 2019 pukul 08.00 Ibadah Natal
11. Tanggal 25 Desember 2019 pukul 17.00 Ibadah perayaan Natal di Induk Mojoagung
12. Tanggal 27 Desember 2019 pukul 18.00 Ibadah perayaan Natal di Pepanthan Babatan

Sabtu, 05 Oktober 2019

Iman Yang Hidup Di Tengah Tantangan

 Lukas 17:5-10

        Manusia dalam kehidupanya ketika menghadapi tantangan, minimal untuk bisa bertahan menghadapi tantanganya maka dibutuhkan pertahanan yang dayanya sama besar dengan tantangan itu. Jika ingin mengalahkannya maka harus memiliki daya atau tenaga yang lebih besar dari tantangan yang dihadapi. Permohonan para rasul kepada Tuhan Yesus agar ditambah iman mereka cukup beralasan, bila kita memperhatikan  dalam perikop ini. Ada dua hal besar yang melatar belakangi permohonan itu. Yaag pertama realita bila penyesatan pasti akan selalu ada. Dengan demikian siapapun bisa menjadi penyesat atau menjadi orang yang disesatkan. Yang kedua tugas untuk memberikan pengampunan dengan tanpa batas. Menjalani hidup dengan kenyataan akan selalu terjadi penyesatan dan juga mengemban mandat untuk tidak jemu mengampuni, bagi para rasul bukan perkara mudah Sehingga dibutuhkan modal iman yang lebih. Namun apa jawab Tuhan Yesus terhadap permohonan dan pengharapan dari para rasul. Ketika para rasul ingin memiliki iman yang lebih besar supaya bisa menghadapi bahkan mengalahkan tantangan yang besar yaitu penyesatan dan juga memberikan pengampunan. Pengharapan untuk ditambah imannya supaya bisa memiliki iman yang besar, ternyata oleh Tuhan Yesus dijawab dengan mengatakan iman sebesar biji sesawi. Dari permohonan para rasul dan jawaban Tuhan Yesus ini menunjukkan, kalau para rasul beranggapan untuk menghadapi tantangan harus dengan kuantitas iman tetapi Tuhan Yesus justru menekankan kualitas iman. Dan kualitas iman itu terlihat dari cara kerjanya. Biji sesawi adalah jenis biji-bijian yang tergolong jenis biji yang kecil, tetapi mana kala biji sesawi sudah tumbuh menjadi pohon sangat berguna bagi kehidupan yang lain.
            Daya kerja dari iman yang berkualitas dari kelanjutan penjelasan Tuhan Yesus memuat dua hal. yang pertama iman yang berkualitas mampu mengerjakan hal yang secara nalar manusia acap kali dipandang tidak mungkin, atau hal yang tidak terduga sama sekali. Yang berikutnya iman yang berkualitas akan menghantarkan seseorang pada kesadaran bila dirinya adalah pelayanan bagi Tuhan melalui kehidupan sesama, dan pelayanannya tidak pernah disertai motifasi untuk beroleh imbalan.
Tantangan jaman tidak bisa dielakkan, jaman yang selalu berubah membawa pengaruhnya sendiri. Dan pengaruh perubahan bisa membuat kita terseret dalam kesesatan di dalamnya. Kalau dulu mempercakapkan kehidupan orang lain dianggap tabu, sekarang kehidupan pribadi seseorang seakan sudahjamak untuk dibeber- beberkan, contoh infotemen. Dengan itu kita menganggap mempergunjingkan orang juga menjadi wajar.
        Melalui hal ini kita diajak untuk memperhatikan sampai sejauh mana kehidupan kita dengan isi Injil. Demikian juga dalam perjamuan kudus Oekumene satu sisi perjamuan ini memberikan pemeliharaan atas iman dan keselamatan kita, dan sisi lain kita harus mawas diri hal kualitas iman yang kita miliki. Apakah iman kita sudah menjelma menjadi pelayanan kepada sesama bagi kemuliaan Tuhan, sekalipun tantangan datang silih berganti? atau kita masih melayani diri kita sendiri?

Sabtu, 28 September 2019

Dua Macam Dasar

Lukas  6 : 46 - 49

Kita akan melanjutkan pendalaman Firman Allah tentang dasar atau landasan. Pokok ini sangatlah penting bagi kita sebagai jemaat Tuhan. 

       Mengapa kamu berseru kepadaKu, Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepadaKu dan mendengarkan perkataanKu serta melakukannya Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah. orang itu menggali dalam dalam dan meletakkan dasarnya diatas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat di goyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barang siapa mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya ia sama dengan seorang yang mendirikan rumahdiatas tanah tanpa dasar. Ketika  banjir melandanya, rumah itu segera roboh dan hebatlah kerusakannya.

a. Mendalami Firman Secara Mendalam
          Ada dua orang  yang sedang membangun rumah masing masing di sebidang lahan yang terdiri dari campuran pasir dan lempung. Dilahan yang berupa campuran pasir dan lempung ini, terdapat lapisan batu yang terletak agak jauh di bawah. Dia harus menggali dalam dalam sebelum bisa mencapai lapisan batu dibawah. Dia terus menggali dan tidak henti hentinya menggali sampai suatu hari ketika sekopnya menghantam lapisan yang keras dan dia tahu bahwa dia telah sampai dilapisan batu itu. Apa artinya "Menggali dalam dalam?" Sebuah prinsip rohani yang sangat penting muncul di perikup ini. Apakah maksud dari menggali dalam dalam ini? Hal apa yang sebenarnya dilakukan oleh si orang pertama itu? Jika anda tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan, maka anda seperti orang kedua yang membangun rumah instannya. Tahukah anda apa yang sedang dikerjakan oleh kedua orang itu? Prinsip apa yang terungkap dari perumpamaan ini? Yesus sedang berkata bahwa arti kata "Menggali dalam dalam" itu adalah mengerjakan semua firman Allah yang telah Yesus sampaikan. Ini adalah prinsip pelaksanaan perintah Allah. di Lukas 11:28, Yesus berkata : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Prinsip ini menegaskan bahwa hanya dengan cara inilah saudara bisa mengenal Tuhan, menjalin hubungan denganNya.

b. Menjalin Hubungan Dengan Tuhan Dengan Melakukan KehendakNya
            Penjelasan tentang pentingnya prinsip ini. Pokok persoalannya tidak sesederhana perumpamaannya. Mengapa Tuhan begitu nyata bagi sebagian orang tetapi terasa begitu asing bagi sebagian lainnya? Di Ibrani 11 : 27 Musa digambarkan sebagai orang yang "bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan." Musa bisa melihat yang tidak kelihatan. Menggali dalam dalam itu berarti menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga. Sangat besar pengorbanannya. Di titik inilah kebanyakan orang Kristen gagal. Kedua orang didalam perumpamaan ini sama sama ingin membangun rumah, membangun kehidupan mereka diatas landasan tersebut, tetapi yang satu bersedia menggali dalam dalam, sedangkan yang satunya lagi tidak. Keduanya sama sama bersedia mendengarkan Firman Tuhan, sama seperti kita semua, maka yang harus kita jawab dalam kehidupan kita adalah seperti yang mana? yang menggali dalam dalamkah atau yang mendasarkan hanya yang instan saja, selamat merenungkan.

Kamis, 19 September 2019

Hidup Dalam Kesetiaan Yang Sejati

Hidup Dalam Kesetiaan Yang Sejati 

 Amsal 17:1-28


             Kata “kesetiaan” berasal dari kata dasar “setia” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat; tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan seterusnya); berpegang teguh (dalam pendirian, janji dan sebagainya). Jadi, kesetiaan adalah suatu sikap mental dan karakter atau sifat yang teguh berpegang; taat dan patuh kepada janji yang telah diikrarkan bersama. Hidup dalam kesetiaan yang sejati merupakan sikap mental positif yang harus ditumbuhkembangkan oleh setiap orang yang percaya dan sebagai pengikut Kristus. Kita harus setia dalam segala sesuatu. Misalnya setia melayani Tuhan dan jemaat-Nya, setia kepada pasangan hidup kita, setia kepada sahabat kita dan lain sebagainya.
         Hachi adalah seekor anjing yang dipelihara Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Setiap hari, ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergiannya. Di petang hari, Hachi pun kembali datang ke stasiun untuk menjemput.Tanggal 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi yang tidak mengetahui hal tersebut terus menunggu majikannya yang tak kunjung pulang. Setiap hari, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi selalu setia menunggu kepulangannya di Stasiun Shibuya. Hal ini terus dilakukannya selama kurang lebih 10 tahun. Kisah Hachi mulai diketahui banyak orang sejak dimuat di surat kabar. Bukan hanya itu saja, karena kesetiaanya itu, warga mendirikan patung Hachiko di stasiun Shibuya. Hachiko telah mengajarkan tentang cinta dan kesetiaan tulus yang selalu ingin bersama dengan majikannya. Oleh karena itu, Hachiko pun dikenal sebagai “anjing setia”.
           Setia adalah salah satu hal yang diperlukan dalam suatu hubungan, entah itu hubungan suami istri, pertemanan, pekerjaan, ataupun gereja. Setia tidak hanya kita lakukan pada saat orang lain atau pasangan kita setia dengan kita. Namun kesetiaan hendaknya selalu kita tunjukkan dalam keadaan apa pun. Dalam hal ini, Tuhan Yesus telah menjadi teladan kita. Dia menunjukkan kesetiaan-Nya yang sejati dengan selalu ada bersama kita dan menantikan kita, walaupun terkadang kita sibuk dengan keseharian kita. Dia selalu mengasihi kita, meski kadang kita menduakannya dengan kesenangan kita. Jika kita ingin kebangkitan iman terjadi dalam hidup kita, hasilkanlah buah-buah roh dalam hidup kita. Salah satunya adalah kesetiaan yang sejati, sebuah komitmen untuk selalu bersama dengan pasangan kita, gereja kita, pekerjaan kita, dan teman kita. Selalu tunjukkanlah kesetiaan sejati dari hati yang tulus mengasihi. Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, KESETIAAN YANG SEJATI adalah KOMITMEN untuk terus bersama yang berasal dari HATI YANG TULUS MENGASIHI. Kesetiaan merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah, dan kepada kita dituntut untuk setia. Maka beberapa pertanyaan ini harus kita jawab yaitu :

1. Sudahkah saudara memiliki kesetiaan yang sejati? Jika jawabnya (Belum) maka apa yang                    menghalangi saudara untuk memiliki kesetiaan yang sejati?
2. Menurut saudara apakah kesetiaan yang sejati itu?
3. Komitmen apa yang Anda buat terhadap pasangan, gereja, pekerjaan, dan teman Anda? 

Maka dari pertanyaan pertenyaan tersebut, saudara dapat mengukur sudah sejauh mana yang kita lakukan dalam hidup kita?  Benarkah kita sudah setia dalam segala hal? selamat merenungkan, Tuhan memberkati kita yang selalu setia kepada-Nya.

Sabtu, 17 Agustus 2019

Renungan 17 Agustus 2019

                                                                      Merdeka !!!!!!!!!
           Kemerdekaan adalah hak setiap umat, dalam segala hal, itulah berkat yang sangat luar biasa sampai sampai hal berkeyakinan terhadapNya. Kita diberikan ruang sebebas bebasnya oleh Tuhan Sang Penguasa hidup. Baik dalam hal paling kecil sampai hal yang luar biasa yang boleh kita terima, maka itu semua bisa kita maknai salah satu dari anugerahNya yang boleh kita nikmati.
           Namun sayang seribu kali sayang, berkat yang sangat luar biasa itu tidak kita sadari dengan baik, terkadang atau bahkan sering, kita memaksakan kehendak kepada yang lain. Baik itu keinginan begitu juga hak-hak yang lain, bahkan mau mengakui atau tidak dalam hidup kita yang kita tuntut adalah hak kita saja, sedangkan kuajiban kuajiban yang harus kita penuhi justru malah terabaikan sehingga memunculkan masalah yang baru yaitu tentang keseimbangan. Maka disisi lain kita tidak bertanggung jawab terhadap kemerdekaan itu. Marilah kita mengingat bahwa hidup itu bukan individu melainkan berkomunitas, kita ini berbangsa juga bernegara yang membutuhkan sumbang sih pemikiran juga tenaga kita, oleh karena itu sangat disayangkan apabila kita hidup apatis terhadap apa yang ada dihadapan kita. Hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri hidup untuk kelompoknya sendiri tanpa memahami kepada yang lain, kepentingan orang lain begitu juga dalam hal berkeyakinan ada yang harus seperti saya kalau seperti itu tidak benar, bahkan mungkin kita sendiri tidak paham dengan apa itu kebenaran. Jangankan berusaha memahami kehendak Sang Pencipta, bahkan kita sendiri sering memposisikan sebagai sang kuasa. Sehingga keyakinan hanya dipergunakan sebagai pelengkap data diri.
             Oleh karena itu saudara saudara mari pada kesempatan ini saya mengajak supaya kita apabila meyakini suatu keyakinan, yakinilah dengan benar, tuntunan sudah ada, jangan pilih pilih firman sesuai dengan apa yang menurut aku suka, akan tetapi pahamilah bahwa suka atau tidak berjalanlah sesuai dengan rel yang ada yaitu firman Tuhan. Maka kita akan selalu dapat mempergunakan kemerdekaan itu dengan baik dan benar sesuai dengan kehendakNya.
Selamat memeriahkan pesta kemerdekaan yang ke 74, kiranya umur negara yang sudah tidak muda lagi ini akan membimbing rakyat menjadi semakin Dewasa, baik dalam berfikir, bermufakat, bersekutu, berjamaah serta bertoleransi antar sesama. Karena Tuhan menciptakan kita dengan dasar yang sama tidak dibeda bedakan dihadapanNya.

Senin, 27 Mei 2019

INFORMASI KEGIATAN BULAN MEI DAN JUNI 2019

1. Pelantikan Badan Pembantu Majelis Jemaat Jemaat Mojoagung dilaksanakan pada tanggal
    26 Mei 2019  pukul 08.00 dalam Ibadah Minggu
    DAUR 2019 - 2022

2. Kegiatan Rutin setiap Tahun adalah IBADAH  PADANG,
    Pada tahun ini jatuh pada tanggal 30 Mei 2019 dan dilaksanakan di
    WEGO Lamongan berangkat dari Mojoagung pukul 06.30 dan diperkirakan Sampai
     tujuan sekitar pukul 09.00. peserta untuk tahun ini kurang lebih 125 orang.
    kegiatan tersebut juga sebagai tanda dibukanya kegiatan bulan Pelayanan dan Kesaksian

3. Hari Raya UNDHUH - UNDHUH 2019 untuk Jemaat Mojoagung dilaksanakan pada 
    tanggal 16 Juni 2019. untuk itu diharapkan Putra Putra Daerah / Jemaat Mojoagung ikut 
    berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pelaksanaan bersamaan dengan Ibadah Minggu
    pukul 08.00

4. HUT Jemaat Mojoagung yang ke 87 akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juni pukul 17.00
    dalam Ibadah khusus dan Ibadahnya dijadikan satu baik induk maupun Pepanthan

Demikian Pemberitahuan kegiatan GKJW Jemaat Mojoagung dalam bulan Mei dan Juni 2019

Rabu, 27 Maret 2019

Mengasihi Tidak Mengenal Batas

Lukas 6 : 27 - 38

          Sabar, sabar terdiri dari 5 suku kata akan tetapi mempunyai arti yang sangat luar biasa kalau kita bisa menjalaninya. Kadang ada orang namanya Sabar akan tetapi dia mudah marah. Padahal kalau kita mau memperhatikan kesabaran ini adalah ajaran dasar dari Tuhan Yesus untuk orang orang yang percaya kepadaNya. Dalam setiap kehidupan kita sering diperhadapkan kepada masalah masalah yang mengundang kita untuk berlaku tidak sabar, bahkan malah membawa kita kepada kemarahan yang tak terhingga. Maka berikutnya ketika kita sudah bisa bersabar yang terjadi dalam perjalanan hidup kita dianjurkan bahkan diajarkan untuk mengasihi. Tuhan Yesus mengajak kepada murid muridNya menjalankan hukum kasih. Kasih yang murah hati, bukan kasih karena kwajiban. Kasih yang murah hati itu akan selalu memberi yang lebih dari pada apa yang seharusnya. Sering kita mengasihi hanya kepada orang yang mengasihi kita, apa bedanya dengan orang orang yang tidak mengenal Kristus, maka yang Yesus inginkan adalah kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu dan membenci kamu. Bahkan di ayat yang lain malah kita diminta untuk memintakan berkat kepada Tuhan bagi mereka yang mengutuk kamu dan berdoa bagi mereka yang telah mencaci maki kamu.
         Sungguh luar biasa ajaran yang tidak pernah ada di dunia ini yang seperti itu, bahkan bukan hanya ajarannya saja yang sulit untuk didapatkan bahkan melalukan juga tidaklah mudah, namun bagi kita si pewaris kerajaan Allah hendaknya itu yang harus kita lakukan, tidak mudah memang namun itu adalah tantangan yang harus kita hadapi bukan kita hindari, inilah salah satu bentuk penyangkalan diri ketika kita memilih Yesus sebagai Tuhan dan Juru salamat. Pilihan ada di tangan kita, Tuhan selalu memberikan kita pilihan walaupun Dia sudah menyediakan yang terbaik bagi kita, akan tetapi yang sering kita ambil, keputusan yang salah karena kita berfikir hal hal yang selalu menguntungkan bagi kita, bukan kehendakMu jadilah tapi kehendakku yang harus terjadi, maka yang kita temui sering salah jalan. Hal kesabaran memang tiada batasnya, sampai sampai Tuhan Yesus mengajarkan barang siapa menampar pipi kirimu maka berikanlah pipimu yang lain, barang siapa mengambil jubahmu biarkan juga ia mengambil bajumu, sanggupkah kita melakukan itu dalam kehidupan kita, atau justru sebaliknya, "kalau yang enak enak mengikut Tuhan itu aku mau, tapi kalau yang susah susah dan tidak menguntungkan bagiku ya maaf" inikah yang kita ambil resikonya? kalau demikian pantaskah kita menerima anugerah yang sudah kita rasakan dan kita nikmati hingga saat ini? Karena bukan setiap orang yang berseru kepadaKu "Tuhan Tuhan" akan masuk kedalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (Mat 7:21). Sedangkan yang terjadi dalam kehidupan, kita memilih yang menguntungkan saja, yang nyaman saja, giliran yang susah, penuh resiko, kita tidak mau, maka apa jadinya hidup kita kalau demikian. Tuhan mengasihi kita dengan kasih Agape (kasih yang tidak menuntut balas), hendaknya demikian juga kita sebagai umatNya namun tidaklah demikian bagi kita, jangankan mengasihi sesama tanpa pamrih, sedangkan mengasihi Tuhan saja pasti ada embel embelnya, sering terjadi kita melakukan sesuatu bagi Tuhan (katanya) dengan tujuan menyuap Tuhan agar supaya ketika kita minta selalu diberi(pamrih). Maka kalau demikian mari jauhkan pikiran itu dari benak kita karena yang akan terjadi kita akan merasakan kekecewaan yang luar biasa dan menganggap Dia tidak memperhatikanmu, dan kalau itu terjadi maka kita akan semakin jauh dari Tuhan.
       Kesabaran adalah alat untuk melakukan kasih dalam hidup kita, Memahami kehendak Tuhan dengan penuh kesadaran akan membimbing kita menjadi manusia yang berguna, menjadi pohon yang akan menghasikan buah buah dalam kehidupan. Kemurahan hati yang kita miliki dapat menjadikan kita berjalan seturut dengan kehendak Tuhan, maka dengan bekal yang sudah Tuhan berikan kepada kita kiranya dapat kita gunakan untuk memuliakan Nama-Nya.

Sabtu, 23 Maret 2019

Pertobatan Yang Berkenan

Kisah Para Rasul 8 : 14 - 24

Dalam kehidupan Iman, Rasul Lukas ingin menunjukkan kepada Teofilus bagaimana seharusnya seorang bertobat sehingga pertobatannya berkenan kepada Tuhan. Ada tiga hal yang perlu dilakukan agar pertobatannya menjadi sempurna

i. Percaya kepada Yesus dan dibabtiskan
   Dalam dunia ini firman Tuhan mengatakan "tidak ada yang benar seorangpun tidak"(Rom 3:10)
   Ketika seseorang menginginkan dirinya selamat maka yang harus dilakukan adalah bertobat (metanoia : perubahan pikiran disertai dengan penyesalan dan perubahan perilakui). Ketika seseorang menyadari bawha dirinya orang berdosa, seharusnya ia menyesali akan keberadaannya itu, serta berupaya untuk menanggalkan dosanya. Cara satu satunya penanggalan dosa hanya melalui Yesus Kristus (Kol 2:11). sebagai wujud nyata pertobatan seseorang maka mereka menyerahkan dirinya untuk dibabtiskan (Kis 19:4)

ii. Melepaskan Beban yang merintangi
Setiap orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus/ Isa Almasih maka mereka disebut Kristen (mula mula disebut dalam Perjanjian Baru kepada umat Antiokia (Kis 11:26). Kristen yang memiliki arti pengikut Kristus, berusaha menjadi seperti Kristus. Bertobat kata lainnya adalah meninggalkan kehidupan masa lampau.
Simon disini merupakan contoh pertobatan yang buruk, dimana ia menyatakan dirinya percaya kepada Yesus, dan memberi dirinya dibabtis. Namun ternyata pertobatannya, tidaklah sungguh sungguh karena ia belum melepaskan cara dan pola pikir, serta perilaku lamanya. Hal itu dapat dilihat ketikaia sudah percaya tetapi ia tetap berlagak seolah olah ia menjadi seorang yang penting seperti belum percaya, dengan terus dekat dengan Pilipus, ia berfikir bahwa semua keajaiban yang dilakukan oleg para rasul berasal dari suatu mantera hebat sehingga ia ingin memperoleh mantera itu dengan membeli kepada Rasul Petrus dan Yohanes. Simon belum berkenan dihadapan Tuhan karena ia belum sepenuhnya melepaskan kedagingannya, dia belum mengalami perubahan pikiran, dan perilaku. Dia baru menyatakan penyesalan ketika mendapat teguran keras dari para Rasul.

iii. Mentaati Dia
Disisi lain Lukas, menyatakan kepada Teofilus, mengenai contoh pertobatan yang berkenan. Seorang sida sida dari Etiopia, mengabaikan posisinya sebagai Sida sida ia siap beresikountuk kehilangan posisinya dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Berikutnya adalah Saulus, yang kita kenal sebagi Paulus setelah pertobatannya.  Ia berbalik 180 derajat  dari kehidupannya yang sebelumnya mengejar ngejar orang percaya untuk dianiaya, dipenjarakan bahkan dibunuh. Namun setelah adanya pengalaman perjumpaan pribadi dengan Kristus Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Saulus tidak lagi mengejar dan menganiaya orang Kristen, tetapi ia berbalik menjadi penginjil yang mengajak orang bertobat dan percaya serta menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Ia bertindak sebagai pengajar yang mengajarkan firman Allah dan bagaimana seharusnya orang Kristen hidup sesuai kehendak Allah, serta memuridkan mereka. Paulus dan Sida sida dari Etiopia merupakan seorang murid sejati yang mau menyangkal dirinya, serta mau mengikut Yesus dan memikul salib. Dan mereka mau hidup sungguh sungguh taat dalam melakukan kebenaran dan firman Tuhan, terbukti mereka melakukan memberitakan kasih Yesus serta melakukan pemuridan (Mat 7: 21)

Saudara saudara yang terkasih didalam Tuhan, bagaimana dengan hidup kita dengan saudara saudara, apakah saudara sudah sungguh sungguh bertobat dengan meninggalkan tata cara dan pola pikir serta perilaku sebelum percaya, ataukah seperti lagunya Dian Pisesa (Aku Masih Seperti Yang Dulu) atau bahkan tobat cabe, yang mengatakan tobat karena pedasnya tetapi pada akhirnya kembali mengkonsumsi cabe itu sebagaimana Simon. Kalau masih seperti itu maka bertobatlah dengan sungguh sungguh dan tunjukkan melalui perubahan perilaku kita sehingga nama Tuhan di permuliakan.


Sabtu, 09 Februari 2019

Fokus Pada Panggilan

Lukas 4 : 42 - 44

Seringkali pekerjaan /pelayanan kita tidak mendapatkan hasil yang maksimal, bukan karena kita tidak berjuang serta mengusahakan yang terbaik untuk mengerjakannya tetapi karena tidak fokus. Bagaimana caranya agar kita tetap fokus dalam panggilan pelayanan kita?
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan yaitu :
1. Menjaga persekutuan dengan Allah
            Selama Yesus melayani di dunia dengan segala kesibukan Nya, Dia tidak pernah kehilangan fokus karena Dia menjaganya lewat persekutuannya dengan Bapa. Sekalipun semua waktu-Nya sepertinya habis untuk orang banyak, akan tetapi Dia tetap fokus dalam  memenuhi rencana Bapa bagi dunia ini. Kalau kita ingin tetap fokus pada panggilan hidup kita, maka itu hanya akan bisa terjaga apabila kita membangun persekutuan dengan Allah secara baik. Sebab di sanalah kita akan tahu mana yang terbaik yang harus kita lakukan di antara yang baik yang tersedia. Kita tidak akan tergiur melakukan sesuatu yang bisa membelokkan panggilan dan tujuan hidup kita di dalam Tuhan. Namun dalam pembenaran pemikiran kita yang terjadi adalah kita sering dibelokkan oleh keinginan keinginan duniawi kita yang membawa kepada kesesatan dan membuat kita tidak fokus pada tugas dan pelayanan kita, maka yang terjadi hanyalah sebuah kegagalan dan disusul dengan kegagalan yang lain.
2. Memilih untuk melakukan kehendak Allah
            Ketika orang banyak berusaha untuk menempatkan Yesus sebagai figur yang dielu-elukan, tentu ini sesuatu yang sangat menggiurkan secara manusia, tetapi Yesus lebih memilih untuk melakukan kehendak Bapa dalam hidupnya. Hal inilah yang membuat Yesus fokus pada panggilan hidupnya di tengah-tengah dunia ini. Kalau kita lebih memilih untuk melakukan kehendak Allah daripada kehendak diri kita sendiri, maka kita akan tetap fokus pada panggilan Allah dalam kehidupan kita. Sekalipun kehendak kita itu bukanlah sesuatu yang berdosa tetapi sering hal itu akan mengalihkan perhatian kita kepada hal-hal yang tidak Allah rencanakan dalam kehidupan kita.
3. Melayani Tuhan bukan melayani kegiatan
            Yesus tetap fokus pada tujuan Bapa dalam hidupnya karena Dia selalu mengkaitkan segala kegiatannya dalam bentuk pelayanan. Hal yang sama perlu kita lakukan agar kita tidak menyimpang kepada suatu kegiatan yang tidak semestinya. Apapun yang menjadi panggilan hidup kita di dunia ini, biarlah kita melakukannya sebagai bagian dari pelayanan kita kepada Tuhan. Dengan demikian kita tidak akan pernah melakukan sesuatu di mana Allah tidak dipermuliakan. Dengan demikian kita akan diarahkan kepada apa yang Tuhan kehendaki.

                Oleh karena itu fokus pada tujuan pelayanan yang benar, yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya dalam hidup kita. Maka apa yang sudah kita lakukan untuk kemuliaan-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia. Karya Tuhan yang sudah kita rasakan, jamahan-Nya yang sudah kita nikmati hendaknya orang lain juga dapat merasakan berkat berkat itu melalui kita sebagai umat umat pilihan-Nya. Sebab itulah arahkanlah hati, jiwa dan fikiranmu untuk melayani Tuhan melalui jemaat-Nya dan sesama kita, jangan demi ketenaran dan kemuliaan diri sendiri namun semata mata hanya demi nama Tuhan semakin dipermuliakan dalam hidup kita.

Kamis, 10 Januari 2019

Penatua & Diaken Duar 2019 - 2021

GKJW Jemaat Mojoagung Dalam melaksanakan tugas  pelayanannya telah melaksanakan kegiatan Dauran Penatua dan Diaken Daur 2019 - 2021 sejak bulan September 2018 hingga bulan Nopember 2018, dan pelantikannya dilaksanakan pada 06 Januari 2019.

Adapun Penatau Daur 2019 - 2021 adalah :
Induk :
1. Ey Yuliati
2. Hadi Susanto
3. Hari Purnawan
4. Resmiasih
5. Satiman
6. Sugiartik
7. Suryadi
8. Tri Santoso

Pepanthan :
1 Iswari Na'aman
2. Juli Asmoro Yotam


Diaken Daur 2019 - 2021 adalah :
1. Abednego Prapto Sunarso
2. Budi Wiryawan
3. Cahyadi Hari Kurniawan
4. Sarwiono
5. Sukaesi Dwi Cahyani
6. Tatag Coban Purbo Nugroho
7. Wahyu Hargianto
8. Wiwin Luki Sukristiningsih

Pepanthan :
1. Adi Waluyo
2. Hartutik

Setelah Pelantikan tanggal 06 Januari 2019 dalam Ibadah berikutnya setelah Ibadah dilanjutkan dengan rapat Pleno yang I ditahun 2019, salah satu agendanya adalah pemilihan PHMJ.
Dari pemilihan yang dilaksanakan secara voting, maka tersusun sebagai berikut ;
1. Ketua                                          : Pdt.Priyo Utomo, M.Min
2. Wakil Ketua                                : Satiman
3. Sekretaris 1                                 : Tri Santoso
4. Sekretaris 2                                 : Abednego Prapto Sunarso
5. Bendahara 1                                : Wiwin Luki Sukristiningsih
6. Bendahara 2                                : Resmiasih
7. Pembantu Umum                        : Juli Asmoro Yotam

Agenda berikutnya adalah memilih utusan untuk mengikuti sidang Majelis Daerah Jombang SB :
1. Pdt.Priyo Utomo, M.Min
2. Tri Santoso
3. Wiwin Luki Sukristiningsih
4. Juli Asmoro Yot am

Untuk Pleno berikutnya akan di pilih dan di lantik Bandan Pembantu di Jemaat.