Sabtu, 23 Maret 2019

Pertobatan Yang Berkenan

Kisah Para Rasul 8 : 14 - 24

Dalam kehidupan Iman, Rasul Lukas ingin menunjukkan kepada Teofilus bagaimana seharusnya seorang bertobat sehingga pertobatannya berkenan kepada Tuhan. Ada tiga hal yang perlu dilakukan agar pertobatannya menjadi sempurna

i. Percaya kepada Yesus dan dibabtiskan
   Dalam dunia ini firman Tuhan mengatakan "tidak ada yang benar seorangpun tidak"(Rom 3:10)
   Ketika seseorang menginginkan dirinya selamat maka yang harus dilakukan adalah bertobat (metanoia : perubahan pikiran disertai dengan penyesalan dan perubahan perilakui). Ketika seseorang menyadari bawha dirinya orang berdosa, seharusnya ia menyesali akan keberadaannya itu, serta berupaya untuk menanggalkan dosanya. Cara satu satunya penanggalan dosa hanya melalui Yesus Kristus (Kol 2:11). sebagai wujud nyata pertobatan seseorang maka mereka menyerahkan dirinya untuk dibabtiskan (Kis 19:4)

ii. Melepaskan Beban yang merintangi
Setiap orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus/ Isa Almasih maka mereka disebut Kristen (mula mula disebut dalam Perjanjian Baru kepada umat Antiokia (Kis 11:26). Kristen yang memiliki arti pengikut Kristus, berusaha menjadi seperti Kristus. Bertobat kata lainnya adalah meninggalkan kehidupan masa lampau.
Simon disini merupakan contoh pertobatan yang buruk, dimana ia menyatakan dirinya percaya kepada Yesus, dan memberi dirinya dibabtis. Namun ternyata pertobatannya, tidaklah sungguh sungguh karena ia belum melepaskan cara dan pola pikir, serta perilaku lamanya. Hal itu dapat dilihat ketikaia sudah percaya tetapi ia tetap berlagak seolah olah ia menjadi seorang yang penting seperti belum percaya, dengan terus dekat dengan Pilipus, ia berfikir bahwa semua keajaiban yang dilakukan oleg para rasul berasal dari suatu mantera hebat sehingga ia ingin memperoleh mantera itu dengan membeli kepada Rasul Petrus dan Yohanes. Simon belum berkenan dihadapan Tuhan karena ia belum sepenuhnya melepaskan kedagingannya, dia belum mengalami perubahan pikiran, dan perilaku. Dia baru menyatakan penyesalan ketika mendapat teguran keras dari para Rasul.

iii. Mentaati Dia
Disisi lain Lukas, menyatakan kepada Teofilus, mengenai contoh pertobatan yang berkenan. Seorang sida sida dari Etiopia, mengabaikan posisinya sebagai Sida sida ia siap beresikountuk kehilangan posisinya dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Berikutnya adalah Saulus, yang kita kenal sebagi Paulus setelah pertobatannya.  Ia berbalik 180 derajat  dari kehidupannya yang sebelumnya mengejar ngejar orang percaya untuk dianiaya, dipenjarakan bahkan dibunuh. Namun setelah adanya pengalaman perjumpaan pribadi dengan Kristus Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Saulus tidak lagi mengejar dan menganiaya orang Kristen, tetapi ia berbalik menjadi penginjil yang mengajak orang bertobat dan percaya serta menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Ia bertindak sebagai pengajar yang mengajarkan firman Allah dan bagaimana seharusnya orang Kristen hidup sesuai kehendak Allah, serta memuridkan mereka. Paulus dan Sida sida dari Etiopia merupakan seorang murid sejati yang mau menyangkal dirinya, serta mau mengikut Yesus dan memikul salib. Dan mereka mau hidup sungguh sungguh taat dalam melakukan kebenaran dan firman Tuhan, terbukti mereka melakukan memberitakan kasih Yesus serta melakukan pemuridan (Mat 7: 21)

Saudara saudara yang terkasih didalam Tuhan, bagaimana dengan hidup kita dengan saudara saudara, apakah saudara sudah sungguh sungguh bertobat dengan meninggalkan tata cara dan pola pikir serta perilaku sebelum percaya, ataukah seperti lagunya Dian Pisesa (Aku Masih Seperti Yang Dulu) atau bahkan tobat cabe, yang mengatakan tobat karena pedasnya tetapi pada akhirnya kembali mengkonsumsi cabe itu sebagaimana Simon. Kalau masih seperti itu maka bertobatlah dengan sungguh sungguh dan tunjukkan melalui perubahan perilaku kita sehingga nama Tuhan di permuliakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan agar semakin hari bisa menyajikan lebih baik dan lebih bermanfaat