Kamis, 19 September 2019

Hidup Dalam Kesetiaan Yang Sejati

Hidup Dalam Kesetiaan Yang Sejati 

 Amsal 17:1-28


             Kata “kesetiaan” berasal dari kata dasar “setia” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat; tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan seterusnya); berpegang teguh (dalam pendirian, janji dan sebagainya). Jadi, kesetiaan adalah suatu sikap mental dan karakter atau sifat yang teguh berpegang; taat dan patuh kepada janji yang telah diikrarkan bersama. Hidup dalam kesetiaan yang sejati merupakan sikap mental positif yang harus ditumbuhkembangkan oleh setiap orang yang percaya dan sebagai pengikut Kristus. Kita harus setia dalam segala sesuatu. Misalnya setia melayani Tuhan dan jemaat-Nya, setia kepada pasangan hidup kita, setia kepada sahabat kita dan lain sebagainya.
         Hachi adalah seekor anjing yang dipelihara Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Setiap hari, ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergiannya. Di petang hari, Hachi pun kembali datang ke stasiun untuk menjemput.Tanggal 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi yang tidak mengetahui hal tersebut terus menunggu majikannya yang tak kunjung pulang. Setiap hari, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi selalu setia menunggu kepulangannya di Stasiun Shibuya. Hal ini terus dilakukannya selama kurang lebih 10 tahun. Kisah Hachi mulai diketahui banyak orang sejak dimuat di surat kabar. Bukan hanya itu saja, karena kesetiaanya itu, warga mendirikan patung Hachiko di stasiun Shibuya. Hachiko telah mengajarkan tentang cinta dan kesetiaan tulus yang selalu ingin bersama dengan majikannya. Oleh karena itu, Hachiko pun dikenal sebagai “anjing setia”.
           Setia adalah salah satu hal yang diperlukan dalam suatu hubungan, entah itu hubungan suami istri, pertemanan, pekerjaan, ataupun gereja. Setia tidak hanya kita lakukan pada saat orang lain atau pasangan kita setia dengan kita. Namun kesetiaan hendaknya selalu kita tunjukkan dalam keadaan apa pun. Dalam hal ini, Tuhan Yesus telah menjadi teladan kita. Dia menunjukkan kesetiaan-Nya yang sejati dengan selalu ada bersama kita dan menantikan kita, walaupun terkadang kita sibuk dengan keseharian kita. Dia selalu mengasihi kita, meski kadang kita menduakannya dengan kesenangan kita. Jika kita ingin kebangkitan iman terjadi dalam hidup kita, hasilkanlah buah-buah roh dalam hidup kita. Salah satunya adalah kesetiaan yang sejati, sebuah komitmen untuk selalu bersama dengan pasangan kita, gereja kita, pekerjaan kita, dan teman kita. Selalu tunjukkanlah kesetiaan sejati dari hati yang tulus mengasihi. Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, KESETIAAN YANG SEJATI adalah KOMITMEN untuk terus bersama yang berasal dari HATI YANG TULUS MENGASIHI. Kesetiaan merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah, dan kepada kita dituntut untuk setia. Maka beberapa pertanyaan ini harus kita jawab yaitu :

1. Sudahkah saudara memiliki kesetiaan yang sejati? Jika jawabnya (Belum) maka apa yang                    menghalangi saudara untuk memiliki kesetiaan yang sejati?
2. Menurut saudara apakah kesetiaan yang sejati itu?
3. Komitmen apa yang Anda buat terhadap pasangan, gereja, pekerjaan, dan teman Anda? 

Maka dari pertanyaan pertenyaan tersebut, saudara dapat mengukur sudah sejauh mana yang kita lakukan dalam hidup kita?  Benarkah kita sudah setia dalam segala hal? selamat merenungkan, Tuhan memberkati kita yang selalu setia kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan agar semakin hari bisa menyajikan lebih baik dan lebih bermanfaat