Jumat, 16 Februari 2018

Bubuk Kepahitan

                                                                                                                                   Ibarani  12 : 14 - 17

Pendahuluan.
Seorang guru memberikan segenggam tepung biji mahoni kepada muridnya untuk dimasukkan ke dalam sebuah cangkir berisi air, lalu menyuruh anak itu meminumnya. Sang murid segera memuntahkan air itu karena tak tahan mencecap rasa pahit yang luar biasa. Kemudian guru itu kembali memberinya segenggam tepung biji Mahoni, kali ini untuk dituangkan ke dalam sebuah telaga bening. Ia menyuruh anak itu mengambil airnya dan meminumnya. Kali ini si murid dapat menikmati air itu, yang tetap terasa tawar dan menyenangkan. "Tepung itu mewakili semua hal buruk dan kepahitan dalam hidup ini. Yang menentukan pengaruhnya adalah seberapa luas wadah yang menampungnya, yaitu hati kita" kata gurunya bijak.

1. Bertekun Dalam Iman
Penulis surat Ibrani mendorong agar orang-orang percaya tetap bertekun dalam Iman, sekalipun banyak kesukaran menghadang dari berbagai sisi, termasuk dari sesama orang percaya.

2. Mengikut Yesus Bukan Terbebas Dari Masalah.
Mengikut Kristus memang tidak menjamin seseorang terbebas dari masalah, bahkan tak jarang menjadikankehidupan kita kian pelik. Syukurlah, orang percaya telah diberi hati yang baru, hati yang seperti Kristus untuk menghadapinya. AnugerahNya memampukan kita untuk menawarkan "Bubuk kepahitan" sehingga hati kita tetap manis dan segar.

3. Pengampunan Adalah Respon Orang Percaya.
Apakah anda bergumul untuk mengampuni orang lain? kesulitan berdamai dengan seseorang? gereja mengecewakan anda? Lihatlah anugerahNya bagaimana Dia mengasihi dan mengampuni anda tanpa syarat dan ampunilah mereka yang bersalah kepada anda.

Penutup.
Kepahitan bukan ditentukan oleh apa yang kita alami namun ditentukan oleh bagaimana kita  meresponinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan agar semakin hari bisa menyajikan lebih baik dan lebih bermanfaat