Kamis, 29 Juni 2017

Tiga Ujian Yesus Di Padang Gurun

Matius 4 : 1 - 11

Pendahuluan
Kadar emas akan bernilai tinggi jika melalui pembakaran sampai melebur dan akhirnya ada pemisahan antara tembaga, Nikel, besi dan Emas. Kadar yang paling baik adalah 24 karat.
Iman akan bernilai tinggi artinya bermutu baik jika iman saudara dan saya dapat melalui Ujian ujian dalam hidup dengan nilai Lulus, yang pada akhirnya membawa hidup saudara dan saya bermutu dan berkualitas sebagai jemaat Allah.
Kini marilah kita memikirkan bagaimana Allah menguji iman kita. Tes atau ujian kita meliputi tiga bagian yaitu Tubuh, Jiwa dan Roh. Untuk mengetahui cara kita menang dalam tiga ujian hidup atas iman kita, kita harus melihat Yesus yang menang atas segala ujian san pencobaan sebab Ia adalah teladan kita.

I. Ujian didalam Bidang Tubuh (ayat 3)
Selama 40 Hari 40 Malam Yesus puasa dan Dia lapar. Rasa blapar itu dijadikan iblis untuk menjadi senjata pelumpuh, jika Yesus mau, batu menjadi Roti. Tetapi dalam hal ini Yesus mampu mengendalikan hawa nafsunya khususnya perut.
Seringkali masalah dan kesulitan hidup muncul karena urusan perut, Negara menjadi kacau dan tidak terkendali kadang kala perut yang lapar yang menjadi alasan, ibadah atau acara gereja yang tersusun rapi menjadi kacau berantakan karena perut yang lapar.
Mestinya yang kita lakukan adalah tidak mengutamakan kepentingan fisik kita atau tubuh kita yang pada akhirnya melawan kehendak Allah.
Apa reaksi Yesus ketika Dia menghadapi pencobaan ini? Yesus menjawab dengan pedang Roh, yakni kebenaran firman Allah. Yesus hanya mau melakukan kehendak Bapa saja karena Dia telah diurapi oleh Bapa dan sudah menjadi kepunyaan Bapa. Melakukan kehendak Allah atau kehendak diri sendiri adalah sesudah menjadi masalah sejak dulu. Hanya menuruti kemauan diri sendiri menjadikan manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Yang paling ditakutkan iblis pada Yesus adalah penggenapan firman. Oleh sebab itu Yesus hanya mengatakan "bukan kehendakKu yang jadi, melainkan kehendakMulah yang jadi"

II. Ujian dalam bidang Jiwa (ayat 5 - 7)
"Jika engkau anak Allah . . . " perkataan iblis ini merupakan bagian ujian sangat berat, dimana Yesus ditantang untuk menjadi sombong akan statusNya sebagai anak Allah, yang diinginkan setan adalah Yesus menyenangkan jiwaNya. Sifat dasar manusia yang sering muncul pada diri kitra adalah kesombongan, ingin menunjukkan dirinya sebagai seseorang dan tidak mau direndahkan. Contohnya : Kemerin kami mulai pelayanan di desa A, walah itu dulu jika bukan saya tidak mungkin ada pemberitaan Injil. Sering kali kesombongan menjatuhkan anak anak Tuhan tanpa sadar atau dengan sadar. Mereka lupa bahwa apa yang merekas lakukan tidak luput dari peranan Allah.

III. ujian didalam Roh (ayat 8,9)
Tawarn setan adalah kemegahan dunia dan segala materi keduniawian yang tidak terbatas banyaknya. Ajakan setan adalah untuk menyembah iblis, jiuka menyembah mesti menggunakan Roh kita. Jadi Yesus diuji RohNya untuk menyembah setan. Sering kali kita terjerat dengan model model penyembahan yang dilakukan oleh pengikut setan, contoh : sesaji kepada dayang, sesaji kepada arwah orang mati, sesaji kepada sunan, atau punden desa atau tempat keramat. Tradisi tradisi yang ada dilingkungan atau dilakukan oleh leluhur kita telah menyeret kita pada penyembahan setan. Sadarlah adanya bahaya yang tak kita sadari, ternyata membawa kita kepada penyembahan akan iblis.

Penutup
Waspadalah bahwa iblis senantiasa mengintai kita serta mencari kelemahan kita. Jangan sampai iman saudara digoyahkan oleh tipu daya iblis, tetaplah berpegang teguh pada kebenaran Firman Allah karena itu merupakan pedang Roh yang mampu menghancurkan serangan iblis, kiranya Tuhan memberkati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan agar semakin hari bisa menyajikan lebih baik dan lebih bermanfaat