Sabtu, 14 Mei 2016

Kepergian Kristus Diberitakan dan Perintah Baru Untuk Saling Mengasihi

Renungan Harian Minggu 24 April 2016
                                                                                                         Yohanes 13 : 31 – 35


               Setelah perjamuan makan itu selesai, Yudas pun pergi. Tetapi, apakah yang dilakukan Sang Guru bersama kesebelas murid yang masih ada di meja itu? Mereka berbincang bincang tentang hal-hal yang bermanfaat, untuk mengajari kita  supaya mempergunakan kesempatan di meja makan dengan sebaik baiknya untuk bercakap-cakap dengan para sahabat kita mengenai hal hal yang rohani. Kristus memulai perbincangan mereka itu. Semakin kita giat untuk memperbincangkan hal hal yang baik dan dengan tujuan untuk membangun, maka kita akan semakin serupa dengan Yesus Kristus. Orang orang,  terutama yang didengar orang banyak oleh karena kedudukan, nama baik, dan karunia dan kepemimpinan mereka, haruslah memakai kelebihan mereka itu sebagai kesempatan untuk berbuat baik bagi orang lain. Nah, Tuhan kita Yesus memperbincangkan hal hal berikut ini bersama para muridNya(dan mungkin perbincangan mereka itu jauh lebih luas dari pada yang dicatat disini) :

         I. Mengenai rahasia besar dari kematian dan penderitaanNya yang belum dapat mereka pahami saat itu. Memikirkannya saja mereka tidak sampai, apalagi memahami maknanya. Karena itulah Kristus memberi mereka penjelasan mengenai hal itu supaya salib tidak menjadi batu sandungan lagi. Kristus tidak membuka percakapan ini sampai Yudas pergi, sebab Yudas adalah saudara palsu. Kehadiran orang jahat biasanya menghalangi percakapan yang membangun. Begitu juga didalam kehidupan bergereja selama masih ada orang orang yang tidak tulus hati dalam membangun gereja Tuhan, maka pembangunan itu akan sulit terlaksana, dan inilah hambatan yang paling mempengaruhi perjalan gereja Tuhan.

         II. Kristus memberitahu mereka tentang tugas agung untuk saling mengasihi(ayat 34,35) kamu harus saling mengasihi. Kini Yudas sudah pergi dan telah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang saudara palsu, tetapi mereka tidak boleh memendam kedengkian dan kecurigaan satu sama lain, sebab hal itu akan mencemari kasih, meskipun ada seorang Yudas diantara mereka, tetapi tidak semua mereka itu Yudas. Mereka harus sadar bahwa merekapun akan menghadapi perlakuan yang sama seperti yang diterima Guru mereka. Karena itu, mereka harus mengandalkan kasih untuk saling menguatkan satu sama lain. Ada 3 alasan yang ditekankan mengenai pentingnya saling mengasihi yang merupakan perintah baru, artinya
1. Merupakan perintah yang diperbaharui. Ini adalah sebuah perintah yang telah ada dari mulanya, sama tuanya dengan hukum alam, dan ini juga merupakan perintah agung dari perjanjian baru.
2. Ini merupakan perintah yang luar biasa, seperti sebuah lagu baru yang terdengar sangat merdu, sangan menyenangkan.
3. Perintah itu bersifat kekal, begitu baru dan akan selalu tetap begitu, sebagai perintah baru yang tidak akan pernah menjadi usang. Kasih akan selalu baru sampai selama lamanya, bahkan saat iman dan pengharapan telah menjadi usang
4. Sebagaimana Kristus memberikannya, perintah itu benar benar baru, karena ditetapkan sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap umat kepunyaanNya.


              Jika pengikut Kristus tidak saling mengasihi, mereka bukan hanya akan mendatangkan cercaan yang tidak selayaknya bagi pengakuan iman mereka, tetapi juga menunjukan alasan yang layak untuk mencurigai ketulusan mereka sendiri. Maka dalam setiap perkara hal  mengasihilah akan tampak apakah kita memiliki tanda pengenal sebagai murid Kristus atau tidak, marilah kita jawab siapa diri kita sebenarnya, Tuhan memberkati kepada siapa saja yang selalu memperhatikan dan melakukan firmanNya dalam hidupnya sehari hari, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan agar semakin hari bisa menyajikan lebih baik dan lebih bermanfaat