Sabtu, 31 Agustus 2013

KENAKAN KERENDAHAN HATI



Renungan Harian, Minggu 01 September 2013

                                                                                       Ibrani 13 : 1- 8 ; 15 - 16


 “ KENAKAN KERENDAHAN HATI  “

                   Ada ungkapan “ Adigang Adigung Adiguna “. Adigang watake kidang, ngendelake playune nemahi tiwas saka cupete napas. Adigung watake gajah, ngendelake gedhene awak, apese amung mungsuh semut kang cilik. Adiguna watake ula, ngendelake wisane, nanging sepele nemahi tiwas awit kentekan wisa. Ungkapan di atas menyatakan betapa mahkluk hidup ini selalu mempunyai kekurangan dibalik kelebihannya. Termasuk manusia. Semua itu bukan salah Tuhan yang mencipta.


                   Tuhan tidak bermaksud menciptakan kekurangan terhadap semua karyaNya. Jika memang akhirnya kita dapati ada kekurangan dibalik kelebihan, itu berarti Allah menciptakan semua ciptaan dalam eksistensinya  perlu membentuk satu kesatuan sebagai simbiosis. Satu terhadap yang lain merasa saling membutuhkan, bahkan saling bergantung. Oleh karenanya barang siapa merasa tidak membutuhkan orang lain, merasa mampu hidup sendiri, sesungguhnya ia telah mengingkari eksistensinya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia.


                   Surat Ibrani sengaja ditujukan kepada jemaat Kristen yang terpelajar ( William Barclay : Pemahaman Alkitab Ibrani hal. 9-10 ). Melihat dari alamat surat, diduga ada kecenderungan dalam jemaat banyak yang merasa pandai. Dari perasaan merasa pandai itulah seseorang sering mengabaikan orang lain. Bahkan ketika menjumpai sesamanya yang bersalah, ia cenderung menghakimi. Di sisi yang lain, ketika seseorang mulai merasa lebih, kecenderungan berikutnya adalah acuh tak acuh dan menjauhkan diri dari komunitasnya yang dianggapnya bodoh dan tidak menguntungkan. Hubungan sosial yang mesti menjadi bagian kebutuhan vital manusia menjadi rusak akibat kesombongan diri. Guna memulihkan hakikat diri manusia, hanya sikap rendah hati yang mesti ditumbuh-kembangkan. Sebab, dengan rendah hati, seseorang akan mampu menerima orang lain sebagaimana adanya. Dengan rendah hati, seseorang tidak akan merasa terancam. Dengan rendah hati seseorang akan mampu menjaga keseimbangan sosial. Rendah hatilah senantiasa, niscaya hidupmu akan dipelihara oleh Tuhan. Tuhan memberkati, Amin.